Antara Mou dan Wenger, Saat English Gentleman Mulai Luntur
Jumat, 07 Agustus 2015 – 12:29 WIB

Antara Mou dan Wenger, Saat English Gentleman Mulai Luntur
INGGRIS dikenal negara yang menjunjung tinggi budaya dan peradaban. Saking terkenalnya kesopanan orang Inggris, muncul istilah English gentleman. Mantan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill mengatakan, salah satu poin untuk menjadi English gentleman ialah menghargai lawan.
Dalam kultur sepak bola, ada sebuah ritual perjamuan anggur untuk menghargai lawan sebelum atau sesudah pertandingan. Manajer yang bermain di kandang akan mengundang sang rival untuk makan malam dan menawarkan anggur terbaik yang dimiliki.
Eks pemain dan Manajer Chelsea Gianluca Vialli memaparkan bahwa perjamuan itu membudaya di Inggris karena menganggap hasil akhir bukanlah segalanya. Sepak bola tidak semata-mata menang dan kalah. Kesantunan harus tetap dijaga. ''Hasil tidaklah penting. Andaikan Anda mau berjuang mati-matian di lapangan, itu sudah cukup membahagiakan mereka,'' tulis Viali dalam buku The Italian Job.
Namun, nilai-nilai itu mulai sirna di Premier League. Rivalitas begitu kencang. Menang-kalah menjadi sangat penting. Sinyal panas musim ini dimulai sejak Arsenal versus Chelsea di Community Shield (2/8). Ya, perang sudah dimulai. Bahkan, panas sebelum pekan Premier League besok.
INGGRIS dikenal negara yang menjunjung tinggi budaya dan peradaban. Saking terkenalnya kesopanan orang Inggris, muncul istilah English gentleman.
BERITA TERKAIT
- Australia vs Indonesia, Irvine: Kami Benar-Benar Tenang dan Percaya Diri
- Rafael Struick Bicara Peluang saat Timnas Indonesia Jumpa Australia, Ada Kejutan?
- Stadion GBLA Resmi Berstandar FIFA, Optimisme Persib Juara Back to Back
- Big Match Argentina vs Brasil Tanpa Messi dan Neymar
- Australia vs Timnas Indonesia: The Socceroos Anggap Garuda Ancaman
- Gelandang Persib Dedi Kusnandar Sampaikan Kabar Baik Soal Penyembuhan Cedera