Antara Porto dan Lisbon, Antara Benfica dan Fatima
Sabtu, 18 Agustus 2012 – 07:29 WIB
PORTO memang tua, tapi sangat cantik karena banyak gedung lama nan indah arsitekturnya, ditambah Sungai Duomo yang bisa dilayari yacht besar. Keramahan dan kesopanan orang Portugal sungguh di luar dugaan saya. Kekhawatiran saya, bahwa Portugal akan sensi dengan saya yang Indonesia karena pernah bermusuhan dengan RI masalah Timor Leste, ternyata tidak terbukti. Apalagi, saat ini Eropa lagi krisis, sedangkan Asia sedang berjaya. Walaupun hanya dibantu empat staf, dia mampu mengorganisasi sebuah The QSP Summit yang selalu dihadiri 500 orang tiap tahun. Saya bilang kepada dia, sampai lima tahun MarkPlus Inc didirikan dari Surabaya, yang juga kota terbesar kedua di Indonesia, saya juga hanya dibantu empat orang.
Saat jadi keynote speaker sebuah konferensi tahunan marketing di Porto, saya datang dua hari lebih awal. Itu memang kebiasaan saya bila diundang bicara di sebuah kota yang belum pernah saya kunjungi. Tujuannya, tidak lain ya mempelajari situasi setempat, termasuk local wisdom-nya.
Rui Ribeiro, sahabat saya di sana, ada miripnya dengan saya, memulai membangun perusahaan konsultan pemasaran QSP pada lima tahun yang lalu. Dia menemukan nama saya di internet dan tertarik pada konsep marketing yang saya kembangkan. Karena itu, dia lantas mengundang saya.
Baca Juga:
PORTO memang tua, tapi sangat cantik karena banyak gedung lama nan indah arsitekturnya, ditambah Sungai Duomo yang bisa dilayari yacht besar. Keramahan
BERITA TERKAIT
- Lewat Diaspora Loan, BNI Biayai Renovasi Restoran Indonesia di Hong Kong
- Kadin Apresiasi Kebijakan Tarif PPN 12% Hanya untuk Barang dan Jasa Mewah
- Mantap! Produk Perikanan dari Ambon Makin jadi Primadona di Pasar Internasional
- Warga Menolak Penutupan Stasiun Karet: Jangan Mempersulit
- Ini Penyebab Stasiun Karet Akan Ditutup Pemerintah
- Pemerintah Bakal Sediakan Rp 20 Triliun untuk UMKM hingga PMI