Antara Porto dan Lisbon, Antara Benfica dan Fatima
Sabtu, 18 Agustus 2012 – 07:29 WIB
Sebagai keynote speaker, waktu itu saya di-brief bahwa kesebelasan Porto selalu menjadi musuh bebuyutan Benfica yang bermarkas di ibu kota Lisbon. Karena yang datang waktu itu separo dari Porto dan kira-kira separonya lagi dari Lisbon, saya harus fair.
Baca Juga:
Supaya lancar, saya menghafal skor terakhir hasil pertandingan antara dua kesebelasan itu. Benfica baru saja mengalahkan Porto 3-2. Walaupun, sebelumnya Porto mengalahkan Benfica dengan 2-0.
Dan, benar adanya. Begitu saya bicara soal bola, langsung saja pengunjung bertepuk tangan. Mereka memang men-support masing-masing kesebelasan. Mereka sangat menghargai orang asing seperti saya yang ter-update soal hasil bola mereka.
Selanjutnya, menyangkut marketing, saya langsung tekankan pentingnya sebuah negara yang sedang krisis untuk balik ke human spirit. Tapi, saya juga nurut pada pesan Rui sebelumnya. Walaupun mayoritas orang Portugal itu penganut Katolik, jangan bicara terlalu banyak tentang agama. "They will not buy your message if you talk too much about Christianity," katanya.
PORTO memang tua, tapi sangat cantik karena banyak gedung lama nan indah arsitekturnya, ditambah Sungai Duomo yang bisa dilayari yacht besar. Keramahan
BERITA TERKAIT
- Electricity Connect 2024 Siap Jadi Sarana Solusi Inovatif untuk Tantangan Transisi Energi Bersih
- Hunian ini Tawarkan Ruang Hijau yang Asri
- Hunian ini Tawarkan Ruang Hijau yang Asri
- Lebih dari 32.000 Pengunjung Ramaikan K-Expo Indonesia 2024
- Soal Dampak Green Bond, BNI Bisa Jadi Contoh dan Acuan Bagi Sektor Perbankan di Indonesia
- Pemkot Kupang Dorong Kemudahan Investasi untuk Penyerapan Tenaga Kerja