Antara Yenny Wahid dan Bonus Demografi Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Indonesia menghadapi dua masalah besar dalam beberapa tahun ke depan. Yakni, terkait konflik agama dan bonus demografi.
Dua masalah itu bisa mengancam negara jika tidak ditangani dengan balik. Sebaliknya, jika ditangani dengan bagus, dua hal itu bisa membuat negara makin kuat.
Keragaman agama yang ada di Indonesia ternyata menimbulkan dilema tersendiri. Di satu sisi, memberikan kontribusi positif untuk pembangunan bangsa.
Namun, di sisi lain berpotensi menjadi sumber konflik. Konflik agama dalam sejarah Indonesia telah terjadi berulang kali.
Demonstrasi yang sangat besar melibatkan jutaan orang di Jakarta untuk memprotes penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama yang saat itu menjadi gubernur.
Hal ini menunjukkan bagaimana cara pandang terhadap agama dengan menempatkan agama sebagai sumber konflik.
Agama sendiri pada dasarnya dapat memiliki faktor integrasi dan faktor disintegrasi.
Faktor integrasi yaitu ajaran agama yang bersifat universal. Antara lain, agama mengajarkan persaudaraan atas dasar iman, kebangsaan, dan kemanusiaan.
Indonesia menghadapi dua masalah besar dalam beberapa tahun ke depan. Yakni, terkait konflik agama dan bonus demografi.
- Bamsoet: Prabowo Menyambut Baik Keputusan MPR Terkait Bung Karno, Soeharto, dan Gus Dur
- Delapan Prabowo
- Tiga Presiden
- TAP MPR II/2001 Sudah Tidak Berlaku, Bamsoet Desak Segera Pulihkan Nama Baik Gus Dur
- Dewan Syura PKB: Pencabutan TAP MPR Memulihkan Nama Baik Gus Dur
- TAP MPR Soal Gus Dur Dicabut, Cak Imin Mengapresiasi Perjuangan Fraksi PKB