Antara Yenny Wahid dan Bonus Demografi Indonesia
Menurut peneliti LSI Taufik Febri, pilkada di DKI Jakarta membangunkan lagi kesadaran masyarakat atas perlunya tokoh Islam.
Sejak Presiden Keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur meninggal, penduduk muslim merasa tak ada tokoh sentral yang mewakili mereka untuk menyatukan umat Islam.
Padahal, dengan tokoh sentral itu diharapkan dapat mengarahkan umat Islam, setidaknya mengantisipasi menguatnya isu agama dalam pilpres 2019.
Salah satu cara adalah memilih calon wakil presiden dari tokoh muda Islam sebagai pendamping calon presiden nasionalis.
Momentum inilah yang dimiliki Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau lebih dikenal Yenny Wahid.
Putri kedua Gus Dur ini memiliki pendidikan yang mumpuni dan pengetahuan yang luas.
Yenny tampak selalu mendampingi Gus Dur baik dalam kegiatan kenegaraan luar negeri. Dia juga mendampingi Gus Dur di dalam negeri.
Yenny dikenal konsisten mengamalkan nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan Gus Dur dalam seluruh kegiatannya.
Indonesia menghadapi dua masalah besar dalam beberapa tahun ke depan. Yakni, terkait konflik agama dan bonus demografi.
- Bamsoet: Prabowo Menyambut Baik Keputusan MPR Terkait Bung Karno, Soeharto, dan Gus Dur
- Delapan Prabowo
- Tiga Presiden
- TAP MPR II/2001 Sudah Tidak Berlaku, Bamsoet Desak Segera Pulihkan Nama Baik Gus Dur
- Dewan Syura PKB: Pencabutan TAP MPR Memulihkan Nama Baik Gus Dur
- TAP MPR Soal Gus Dur Dicabut, Cak Imin Mengapresiasi Perjuangan Fraksi PKB