Antasari Azhar, Sepekan Mendekam di Tahanan Polda Metro Jaya
Terhibur Kripik Balado dan Kasur Kiriman Istri
Minggu, 10 Mei 2009 – 07:34 WIB
Sabtu pekan lalu (2/5) sebelum dia dijebloskan ke tahanan, seharian penuh Antasari tidak keluar rumah. Bahkan, dia sempat tidak bisa tidur semalam penuh. Itulah mengapa, pada Minggu (3/5) keluarga Antasari menunda jumpa pers dari pukul 08.00 menjadi pukul 14.00. Sebab, Antasari baru bisa istirahat pada Minggu pagi. Itu pun setelah dokter memberinya obat tidur.
Minggu itulah hari terakhir kebebasannya sebelum ditahan. Di depan puluhan wartawan, Antasari memamerkan kemesraan bersama Ida. Mantan kepala Kejari Jakarta Selatan itu bahkan lima kali mencium kening Ida. "Saya percaya 100 persen pada Bapak," ujar Ida setiap kali ditanya wartawan soal Rani Juliani, wanita kedua yang menjadi bibit petaka keluarganya.
Jalan hidup Antasari memang berliku. Lelaki penggemar film Laskar Pelangi itu lahir di Pangkalpinang, Bangka, 18 Maret 1953, 56 tahun lalu. Dia menamatkan sekolah dasar di Belitung. Sementara SMP dan SMA ditamatkannya di Jakarta. Selanjutnya, dia masuk Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, Jurusan Tata Negara. Di kampus itu Antasari dikenal sebagai salah seorang yang aktif di organisasi. Dia sempat menjadi ketua senat mahasiswa dan ketua badan perwakilan mahasiswa. "Saya itu bekas demonstran tahun 78," ujar Antasari saat silaturahmi informal kepada wartawan KPK beberapa waktu lalu.
Lulus kuliah, dia kembali ke Jakarta. Awalnya, Antasari bercita-cita menjadi diplomat. Tetapi, rupanya, perjalanan hidupnya berkata lain. Dia diterima menjadi jaksa. Awal karirnya sebagai penegak hukum itu dijalani saat menjadi jaksa fungsional di Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat (1985-1989). Pelan-pelan karirnya meningkat. Setelah bertugas di sejumlah daerah di Tanjungpinang, Lampung, Jakarta Barat, dan Baturaja dia ditarik ke Kejaksaan Agung menjadi Kasubdit Upaya Hukum Pidana Khusus. Namanya pun mulai berkibar.
Ketika masih menjadi ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), Antasari Azhar sering menjebloskan koruptor ke tahanan. Kini giliran dia yang merasakan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408