Antisipasi Cuaca Buruk, Menko Luhut Ingin Bentuk Tim TMC
Sementara itu, Pakar TMC Tri Handoko Seto memaparkan kegiatan TMC di Indonesia pada 3 tahun terakhir jumlahnya meningkat pesat setiap tahunnya.
Terutama pengisian air di waduk-waduk untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta pengurangan densitas hujan diberbagai wilayah.
Mantan Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), yang juga pakar TMC, Asep Karsidi memaparkan perkembangan teknologi TMC yang sudah bergerak maju.
Mereka melakukan penebaran benih semai dari udara menggunakan pesawat besar menuju ke operasi TMC menggunakan teknologi flares yang diangkut pesawat kecil bermesin tunggal.
Namun, memiliki daya lebih besar dibandingkan dengan menggunakan pesawat besar.
Disamping itu, tersedia pula teknologi TMC bersifat statis menggunakan flares yang dinyalakan di cerobong, dipasang diwilayah yang hujannya lebat, agar bisa membaurkan awan sehingga bisa mengurangi densitas hujan dan mencegah banjir.
Operasionalisasi teknologi flares statis telah berlangsung di konsesi-konsesi pertambangan batubara di Kalimantan Timur guna menjamin operasi tambang tidak terganggu hujan yang lebat.
Selain kesiapan pesawat-pesawat TNI-AU untuk operasionalisasi TMC konvensional, saat ini industri jasa TMC di Indonesia telah menyiapkan 14 pesawat bermesin tunggal untuk menerapkan teknologi flares. (ddy/jpnn)
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Panjaitan berniat ingin membentuk tim Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Ini tujuannya.
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian
- Prabowo Bakal Suntik Mati Operasional PLTU dalam 15 Tahun
- Presiden Prabowo Mengungkapkan Kerinduannya
- Cuaca Buruk, Lion Air Tujuan Bengkulu Dialihkan ke Palembang
- Warga Maluku Utara Diminta Waspada Potensi Gelombang Tinggi
- Menko Luhut: Semen Hijau SIG Mengubah Industri Konstruksi dan Indonesia
- BNBP Tetapkan 30 Daerah di Jateng Darurat Kekeringan & Karhutla