Antisipasi Dampak Rupiah Loyo
Oleh: Said Abdullah - Ketua Badan Anggaran DPR RI
![Antisipasi Dampak Rupiah Loyo](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2021/08/05/ketua-badan-anggaran-dpr-ri-mh-said-abdullah-antaradokum-53.jpeg)
Hendaknya kita juga jangan terlena dengan data inflasi rendah di level 3 persen.
Sebab inflasi rendah semata mata tidak bisa kita baca sebagai terkendalinya harga kebutuhan pokok rakyat.
Jika disandingkan dengan sejumlah data lainnya seperti berlanjutnya keputusan sejumlah industri merumahkan karyawan, tingkat konsumsi rumah tangga pada tahun 2023 dan berjalan 2024 tidak setinggi tahun 2022.
Survei tingkat penjualan eceran jenis sandang oleh BI sejak pandemi di tahun 2020 sampai sekarang belum pulih masih did level 51,8 – 57, sedangkan periode sebelum pandemi di kisaran 150 – 240.
Data ini memperlihatkan, daya beli rakyat sedang tidak baik baik saja.
Menghadapi situasi ini, kita sebagai bangsa harus bersatu. Keadaan kedepan yang kita akan hadapi tidak akan mudah.
Hampir dipastikan The Fed masih akan bertahan di suku bunga tinggi, dan ketidakmenentuan geopolitik global, yang akan mendorong kebijakan restriktif oleh masing masing negara, demi mengamankan kepentingan nasional mereka masing masing.
Oleh sebab itu, segenap kekuatan bangsa harus bersama sama mengikatkan tali gotong royong.
Sejak The Fed, Bank Sentral Amerika Serikat memberlakukan suku bunga tinggi sebagai respons atas inflasi tinggi akibat kenaikan harga komoditas global.
- Pertumbuhan Tinggi dan Berkualitas, Mungkinkah?
- Elpiji 3 Kg Langka, Said Abdullah Singgung Soal Komunikasi Pemerintah
- Rupiah Hari Ini Menguat Tipis, tetapi Masih Rp 16 Ribuan
- Pertemuan Prabowo-Megawati Bakal Berdampak ke Psikologis Elite
- Hubungan Baik Megawati-Prabowo Jangan Disimpulkan Demi Barter Status Hukum Hasto
- Wacana Pertemuan Megawati-Prabowo, Said: Semoga Terlaksana Sebelum PDIP Melaksanakan Kongres