Antisipasi Gejolak Keuangan dengan Pinjaman Bank Dunia
Minggu, 20 Mei 2012 – 19:01 WIB
JAKARTA – Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan, Rahmat Waluyanto menyatakan bahwa pinjaman dari World Bank (Bank Dunia) sebesar USD 2 miliar untuk Indonesia akan digunakan sebagai dana cadangan. Artinya, dana setara Rp 18,5 triliun itu hanya untuk mengantisipasi jika pasar keuangan memburuk. “Tapi pinjaman tersebut hanya bisa ditarik dengan persyaratan, misalnya tingkat imbas hasil (yield) SBN sangat tinggi sehingga pemerintah tidak bisa menerima hasil lelang,” terangnya.
“Pinjaman dari World Bank sebesar USD2 miliar itu untuk pembiayaan siaga atau kontinjensi jika pasar keuangan memburuk dan pemerintah tidak bisa terbitkan Surat Berharga Negara (SBN) untuk pembiayaan,” ujar Rahmat di Jakarta, Minggu (20/5).
Baca Juga:
Mengalokasikan pinjaman dari World Bank untuk standby loan, bukan untuk pertama kalinya dilakukan pemerintah. Pasalnya, Indonesia pernah melakukan hal yang serupa pada tahun 2009-2010. Dana ini juga bisa digunakan pemerintah untuk stabilisasi pasar SBN jika akses ke pasar SBN tertutup.
Baca Juga:
JAKARTA – Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan, Rahmat Waluyanto menyatakan bahwa pinjaman dari World Bank (Bank Dunia)
BERITA TERKAIT
- Dorong Pelaku Usaha Bangun Ekosistem Bisnis, Kemenperin Gelar Idea Expo 2024
- Slamet & Ivan Disebut Bisa Perkuat FWD Insurance di Industri Asuransi
- Aspire dan Interkat by Jio Haptik Dukung Social Sellers Lewat Fitur WhatsApp
- Perhutani Berhasil Pertahankan Predikat Informatif dalam KIP
- Kantongi Predikat Very Good, PTPN III Raih Indonesia Best Digital Innovation Award 2024
- The 19th Indonesia HR Expo: TNYI Dukung Penguatan Budaya Kerja dan Leadership