Antisipasi Iklim Ekstrem El Nino, Begini Strategi Kementan di Subsektor Hortikultura

Peneliti Ahli Madya BRIN Aris Pramudia menyampaikan berbagai lembaga Internasional mencatatkan bahwa anomali iklim global El Nino akan terjadi pada setengah tahun terakhir pada 2023.
Kondisi anomali iklim global tersebut dipastikan berdampak terhadap kondisi curah hujan di Indonesia khususnya, wilayah selatan khatulistiwa.
Implikasi yang diperkirakan akan dihadapi adalah adanya kondisi curah hujan bawah normal akhir musim kemarau 2023 serta mundurnya awal musim hujan 2023/2024.
Aris juga tak menampik jika ketersediaan air bagi tanaman menjadi tantangan yang perlu dihadapi dalam pengelolaan yang adaptif.
Ada beberapa langkah antisipatif dampak negatif penurunan curah hujan di lahan pertanian:
1). Tetap melakukan pemantauan dan mengakses informasi perkembangan prediksi iklim dari pihak berwenang.
2). Melakukan langkah antisipasi dampak kekeringan dan pengendalian OPT dengan menyiapkan sistem peringatan dini kekeringan dan informasi jadwal tanam adaptif.
3). Menyiapkan sumber air alternatif yang tersedia di sekitar pertanaman
Kementan telah siap siaga di lapangan untuk melakukan langkah-langkah preventif dalam menghadapi ancaman iklim ekstrem El Nino
- Gempa M 5,5 Guncang Toli-Toli Sulteng, tidak Berpotensi Tsunami
- Serapan Gabah Tembus 300 Ribu Ton, Bulog Siap Hadapi Panen Raya 2025
- Kementan Gandeng Babinsa TNI untuk Jalankan Program Oplah di Malinau
- Prakiraan Cuaca BMKG, Sebagian Kota Besar Diguyur Hujan Ringan Hari Ini
- BMKG Imbau Waspadai Potensi Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-Laki
- Raker Bareng Kementan, Anggota Komisi IV DPR Singgung Kesejahteraan Petani & Harga Cabai Rawit