Antisipasi Iklim Ekstrem El Nino, Begini Strategi Kementan di Subsektor Hortikultura

4). Penyiapan dan penggunaan varietas tahan kering, berumur genjah dan hemat air.
5). Komunikasi dan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait.
Pakar pengembang software dan dosen Teknik Informatika, Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret, Dharmawan menyatakan menambahkan sistem EWS SIPANTARA yang merupakan kolaborasi dengan stakeholder terkait adalah riset and development yang menggunakan beberapa algoritma AI untuk memberikan rekomendasi jadwal tanam optimal berdasarkan iklim kepada petani cabai dan bawang merah di Indonesia.
Algoritma AI juga digunakan untuk peringatan dini akibat anomali iklim serta rekomendasi mitigasi risikonya.
Harapannya stakeholder pertanian dan petani cabai bawang merah di Indonesia tetap dapat menjaga produksi.
Dharmawan menjelaskan pengembangan software EWS di desain tepat guna agar digunakan dengan mudah dan hilirisasi informasinya dapat diterima oleh stakeholder pertanian sampai petani cabai bawang merah di seluruh Indonesia.
"Aplikasi EWS ini nantinya dapat berjalan di beberapa platform seperti Mobile android, IOS, Website dan desktop", jelasnya.
Senada dengan hal tersebut, Ferrary dari Badan Informasi Geospasial (BIG) menjelaskan sistem informasi berbasis peringatan dini dampak perubahan iklim (EWS SIPANTARA) yang saat ini dikembangkan oleh kementan menjadi sangat penting bagi penguatan ketahanan pangan.
Kementan telah siap siaga di lapangan untuk melakukan langkah-langkah preventif dalam menghadapi ancaman iklim ekstrem El Nino
- Gempa M 5,5 Guncang Toli-Toli Sulteng, tidak Berpotensi Tsunami
- Serapan Gabah Tembus 300 Ribu Ton, Bulog Siap Hadapi Panen Raya 2025
- Kementan Gandeng Babinsa TNI untuk Jalankan Program Oplah di Malinau
- Prakiraan Cuaca BMKG, Sebagian Kota Besar Diguyur Hujan Ringan Hari Ini
- BMKG Imbau Waspadai Potensi Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-Laki
- Raker Bareng Kementan, Anggota Komisi IV DPR Singgung Kesejahteraan Petani & Harga Cabai Rawit