Antisipasi Joki, Panitia SNMPTN Terapkan Mekanisme Baru
Jumat, 29 April 2011 – 22:01 WIB
JAKARTA - Guna mengantisipasi adanya praktek perjokian, panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2011 akan menerapkan mekanisme baru. Ketua Panitia SNMPTN, Herry Suhardiyanto menyampaikan, pengelompokan ujian misalnya, akan dibedakan menjadi dua, yaitu bagi peserta yang memiliki ijazah tahun 2009 atau 2010, serta peserta yang memiliki ijazah tahun 2011. Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemdiknas Djoko Santoso menyampaikan, daya tampung SNMPTN 2011 adalah sebanyak 108.535 orang, dari 60 perguruan tinggi negeri (PTN) di seluruh Indonesia. Ini berarti naik dari tahun lalu yang sebanyak 82 ribu. "Kenaikan daya tampung (ini) disebabkan berdirinya universitas negeri baru, pembukaan program studi baru, dan adanya kuota 60 persen penerimaan mahasiswa baru (yang) harus lewat SNMPTN," ujarnya.
"Sudah kita kaji betul modus operandi (perjokian). Kita sudah putuskan melalui rapat para rektor, untuk dipisahkan (berdasarkan tahun ijazah). Komposisi soalnya berbeda," terang Herry, saat memberikan keterangan pers di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Jakarta, Jumat (29/4).
Baca Juga:
Terlepas dari itu, Herry pun meminta agar seluruh siswa SMA kelas 12 tahun ini yang akan ikut ujian SNMPTN, untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. "Jangan tergiur (oleh) pihak-pihak yang menawarkan jasa joki," katanya pula.
Baca Juga:
JAKARTA - Guna mengantisipasi adanya praktek perjokian, panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2011 akan menerapkan mekanisme
BERITA TERKAIT
- Mengenal Jurusan Keperawatan, Ini Prospek Karier dan Peluangnya di Masa Depan
- Bea Cukai Membekali Ilmu Kepabeanan Kepada Puluhan Pelajar SMK di Daerah Ini
- Babak Final Spelling Bee Competition Besutan EF Kids & Teens Digelar Minggu Depan
- Puluhan Tahun Digaji Seadanya, Guru Honorer di Jawa Barat Menjerit
- Bantu Siswa di Kaldera Toba, PGTS dan GO Buka Program Bimbel Persiapan Masuk PTN 2025
- Mitigasi Inklusif Kolaboratif Organisasi Jadi Model Ideal Hadapi Bencana Nonalam Pandemi