Antisipasi Musim Kemarau, Maskapai ini Pakai Teknologi Modifikasi Cuaca Terbaru
jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa prakiraan musim kemarau 2022 di Indonesia terjadi pada April hingga Juni, puncaknya pada Agustus.
Adapun spot yang mengalami tingkat kebakaran hutan cukup tinggi berada di Kalimantan dan Sumatera.
Oleh karena itu, teknologi modifikasi cuaca (TMC) menjadi salah satu solusi yang bisa diandalkan untuk mereduksi kerugian akibat bencana yang disebabkan faktor iklim dan cuaca.
"Teknologi modifikasi cuaca untuk memperbanyak dan mempercepat terjadinya hujan. Kami ingin berkontribusi dalam hal tersebut,” tutur Pongky Majaya, CEO Smart Aviation dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (14/5).
Saat ini, kata Pongky, Smart Cakrawala Aviation tengah mempersiapkan empat pesawat jenis Cessna C208 Caravan yang sudah dimodifikasi dan bersertifikasi oleh DGCA (Directorate General of Civil Aviation).
TMC berbasis flare merupakan teknik terkini dalam penyemaian awan (cloud seeding) yang pelepasan partikelnya bersifat hygroscopis ke dalam awan dilakukan dengan cara suar atau kembang api (flare).
Bahan semai yang bersifat hygroscopic dihantarkan ke dalam awan awan konvectif untuk merangsang pertumbuhan awan agar menjadi hujan.
TMC berbasis flare sangat praktis, cepat, dan mudah dalam operasionalnya dibandingkan dengan teknik non-flare atau metode konvensional lainnya yang menggunakan bahan tepung (powder).
Smart Aviation tengah menyiapkan teknologi modifikasi cuaca terbaru guna mengantisipasi musim kemarau.
- Pemkot Semarang Salurkan Air Bersih ke Wilayah Kekeringan
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Dekat Athena, Api Berkobar Hingga 25 Meter
- BPBD Salurkan 3 Juta Liter Air Bersih Hadapi Kekeringan di Aceh Besar
- BPBD: 19 Hektare Hutan dan Lahan di Palangka Raya Terbakar pada 2024
- Cuaca Terik, Karhutla Terjadi di 6 Kecamatan Rohil
- Penjelasan Pakar soal Cuaca di Bandung Jauh Lebih Dingin Saat Musim Kemarau