Anton Aliabbas: TNI Memiliki Mekanisme dan Standar Baku dalam Seleksi Prajurit

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas menilai ada kekhawatiran setelah Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menghapus larangan anak keturunan PKI bergabung ke instansi militer di Indonesia.
Terutama ketakutan infiltrasi ideologi komunisme yang mungkin dibawa oleh anak keturunan PKI.
Namun, Aliabbas merasa yakin TNI sudah memiliki mekanisme ketat saat menerima sosok yang bisa menjadi prajurit militer.
Menurutnya, calon prajurit yang tidak cinta terhadap Indonesia bakal gugur dalam seleksi.
"Sudah tentu TNI memiliki mekanisme dan standar baku tersendiri dalam melakukan seleksi penerimaan prajurit yang memiliki kadar kecintaan besar terhadap bangsa dan negara," tutur peraih doktor bidang pertahanan dari Cranfield University, Inggris ,itu melalui layanan pesan, Jumat (1/4).
Menurut Anton Aliabbas, ideologi komunis sebenarnya sudah gagal berkembang, baik pada level nasional maupun internasional.
Di sisi lain, ada ancaman yang nyata kini dihadapi bangsa, yakni tentang radikalisme.
"Ancaman lain seperti radikalisme agama yang berdasar pada pemahaman konservatisme agama mengalami peningkatan signifikan belakangan ini," ungkap dia.
Anton Aliabbas mengatakan TNI memiliki mekanisme dan standar baku tersendiri dalam melakukan seleksi penerimaan prajurit TNI.
- TNI AL Menggagalkan Penyelundupan 7 Calon PMI Ilegal ke Malaysia
- TNI Masuk Kampus, Legislator PDIP: Perguruan Tinggi Bukan Medan Pertempuran
- Arena Judi Sabung Ayam Digerebek Polisi, Pemain Sudah Tidak di Lokasi
- Koalisi Masyarakat Sipil Mengecam Intervensi Anggota TNI di Kampus UI dan UIN Semarang
- UI Tidak Undang TNI Hadir ke Acara Mahasiswa di Pusgiwa
- GM FKPPI Tegaskan Komitmen Jaga Demokrasi di Tengah Transformasi Peran TNI