Antre Maling
Dahlan Iskan
Saya pun ingat pernah ditangkap polisi di dekat mulut terowongan itu. Yakni mulut di sisi Manhattan. Saat itu saya banting setir ke jalan kecil. Seharusnya dilarang masuk. Satu arah. Saya lihat sepi dan mobil di belakang saya agak jauh.
Putusan itu saya ambil mendadak justru ketika melihat terowongan.
Kalau saya telanjur masuk terowongan itu akan sampai ke New Jersey. Muter baliknya amat jauh. Padahal saya mau ke bandara JFK. Bisa ketinggalan pesawat.
Ada polisi di situ. Saya diminta minggir. Di Amerika pengemudi tidak boleh turun dari mobil di saat dihentikan polisi. Tetapi saya diminta turun. Saya langsung menunduk-nunduk minta maaf. Belum ditanya pun saya sudah mengakui salah. Salah jalan. Mau ke bandara.
Polisi minta SIM saya. Dia lihat: SIM Indonesia. Lalu minta paspor: Indonesia. Resmi. Legal. Ada visa.
"Indonesia" gumamnya. Polisi pun memberi nasihat dua kalimat pendek. Lalu saya disuruh ke arah JFK yang benar. Saya kembali minta maaf tiga kali dan mengucapkan terima kasih.
Orang New Jersey, wanita, pirang, ikut antre melihat Donald Trump diadili sejak sebelum pukul 05.00 pagi.
Wanita di belakang saya lebih jauh lagi: dari negara bagian New York tapi tiga jam di utara Manhattan.