Antre Maling
Dahlan Iskan
![Antre Maling](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2020/02/03/WhatsApp_Image_2020-02-03_at_15_33_11_(1).jpeg)
"Saya berangkat kemarin sore. Menginap di Manhattan," ujarnya. Juga lebih setengah baya. Ceriwis. Banyak cerita. Dengan suara tidak lirih. Apa saja diceritakan. Dia seperti Leong Putu --sebaliknya. Banyak yang dia ceritakan itu tentang kebaikan suaminya.
Akan tetapi sang suami ditinggal ke Manhattan untuk antre lihat diadilinya Presiden Donald Trump.
Antrean kian panjang. Sudah satu jam lagi dari adegan di bawah pohon.
Air yang saya minum sejak bangun tidur lebih satu liter. Yang sudah diekspor baru 300 mili. Selebihnya harus cari jalan keluar.
Satu jam berikutnya tidak tahan lagi. Petugas datang ke tempat Antrean. "Jangan meninggalkan antrean," teriaknya beberapa kali.
Erick, putra tunggal Lia dan James F Sunday sudah bersama saya. Saya lirik tangannya: memegang botol minuman. Masih ada airnya. Sedikit. Botol itu saya minta.
"Untuk apa?"
"Ada deh".
Saya pun ingat pernah ditangkap polisi di dekat mulut terowongan itu. Yakni mulut di sisi Manhattan. Saat itu saya banting setir ke jalan kecil.
- Kecam Trump, PM Spanyol: Tak Ada Real Estat Bisa Menutupi Kejahatan terhadap Kemanusiaan di Gaza
- Presiden Mahmoud Abbas Tegas, Tolak Seruan Pengusiran Warga Palestina dari Gaza
- Update Klasemen Liga 1 Setelah Persebaya Gusur Dewa United
- Jaipong Gembyung
- Efisiensi Besar-besaran, Donald Trump Pecat 300 Pegawai Badan Nuklir
- Luhut Dasco