Antre Semen sebelum Menyalip di Tikungan
Senin, 09 April 2012 – 00:36 WIB
SAYA berdiri di atas dermaga pelabuhan yang jauh menjorok ke laut. Saya hitung ada 13 kapal yang mengapung buang sauh di kejauhan sana. Kapal-kapal itu menunggu giliran dipanggil merapat ke dermaga untuk mengisi semen. Mereka antre semen. Kapal-kapal itu lama sekali menunggu dan menunggu di tengah laut. Ada yang sampai mengapung di tengah laut dua minggu. Antrean kapal yang panjang itu memang menggambarkan banyak hal. Terjadi kekurangan semen yang luar biasa. Ini karena ekonomi lagi sangat baik. Di mana-mana orang membangun. Harga semen pun naik terus. Antrean kapal yang sampai dua minggu itu saja sudah menggambarkan bahwa biaya angkutan pasti meningkat.
Tidak jauh dari pelabuhan itu sebuah proyek baru lagi dikebut penyelesaiannya. Itulah proyek pembangunan pabrik semen unit 5 PT Semen Tonasa di Sulawesi Selatan. Antrean kapal seperti itu masih terus terjadi sampai pabrik baru tersebut bisa berproduksi. Lima bulan lagi.
Baca Juga:
Dengan pabrik baru ini Semen Tonasa bisa menambah kapasitas 3 juta ton lagi per tahun. Meski selama ini Semen Tonasa sudah mampu berproduksi 4 juta ton per tahun, rupanya belum mampu mengimbangi melonjaknya keperluan semen di Indonesia Timur.
Baca Juga: