Anwar Budiman: Sudahkah Indonesia Merdeka dari Korupsi?
“Korupsi di yudikatif juga melibatkan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK),” paparnya.
Trias Koruptika
Menurut Anwar, kekuasaan negara dibagi ke dalam tiga cabang, yakni eksekutif, legislatif dan yudikatif, atau trias politika yang merupakan tiga pilar dari demokrasi. Konsep trias politika kali pertama dicetuskan oleh filsuf Inggris, John Locke, tahun 1500-an dan dikembangkan oleh sarjana Prancis, Montesquieu.
“Semua negara demokratis, termasuk Indonesia, menerapkan trias politika agar tidak terjadi abuse of power (penyalahgunaan kekuasaan). Dengan terpisahnya tiga kewenangan di tiga lembaga yang berbeda tersebut, diharapkan jalannya pemerintahan negara tidak timpang, terhindar dari korupsi oleh salah satu lembaga, dan akan memunculkan mekanisme check and balances. Namun bila melihat kasus korupsi yang terjadi di eksekutif, legislatif dan yudikatif, sempurnalah korupsi di Indonesia karena melibatkan semua lembaga yang merupakan trias politika. Maka trias politika pun bisa dipelesetkan menjadi ‘trias koruptika’,” urai advokat kelahiran Jakarta 1970 ini.
“Trias koruptika”, lanjut Anwar, terjadi karena pengawasan antar-lembaga negara, yakni eksekutif, legislatif dan yudikatif sangat buruk. Bukannya saling mengontrol dan mengimbangi, mereka bahkan ikut larut dalam pusaran masalah yang harusnya dipecahkan, yakni korupsi, sehingga ekspresi yang paling tepat untuk menggambarkan korupsi yang melanda trias politika adalah “trias koruptika”.
“Ketika trias politika terbelenggu korupsi, layakkah Indonesia disebut merdeka? Tidak! Sebab, korupsi berdampak pada naiknya angka kemiskinan, pengangguran dan kebodohan. Karena uang negara dikorupsi, maka anggaran negara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan mengentaskan kemiskinan, pengangguran dan kebodohan, hilang percuma,” terangnya.
Padahal, sebut Anwar, tujuan kemerdekaan sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 di antaranya ialah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Bagaimana rakyat mau sejahtera kalau anggaran pengentasan kemiskinan dikorupsi? Bagaimana rakyat mau cerdas kalau anggaran pendidikan dikorupsi? Itulah sekelumit renungan di Hari Kemerdekaan ini. Marilah kita merdekakan bangsa Indonesia dari belenggu korupsi,” tandasnya.(jpnn)
Bagaimana rakyat mau sejahtera kalau anggaran pengentasan kemiskinan dikorupsi? Bagaimana rakyat mau cerdas kalau anggaran pendidikan dikorupsi?
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan
- Amplop Berlogo Rohidin Mersyah-Meriani Ikut Disita KPK, Alamak
- Aktivis Anti Korupsi Dukung Penuh Cabup-Cawabup Mimika JOEL
- Pengamat Hardjuno Soroti Langkah DPR Memasukkan RUU Tax Amnesty ke Prolegnas 2024
- Kasus SPPD Fiktif, Polda Riau Sita Rumah Diduga Milik Bang Uun
- Periksa Suami Airin terkait Korupsi, Kejati Banten Dituding Lakukan Politisasi Hukum