Anwar Ibrahim & Islam Moderat
Oleh Dhimam Abror Djuraid

jpnn.com - DALAM politik, tidak ada kawan maupun musuh abadi. Dalam polisik, yang abadi hanyalah kepentingan.
Adagium itu menggambarkan karier politik Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Adagium itu juga menggambarkan hubungan politik antara Indonesia dengan Malaysia dalam setengah abad terakhir.
Anwar Ibrahim dilantik sebagai perdana menteri pada November 2022. Dia kemudian melakukan konsolidasi internal untuk menyusun kabinet yang ramping dan afektif.
Sebagai perdana menteri, Anwar merangkap jabatan menteri keuangan. Meskipun jabatannya rangkap, Anwar menegaskan tidak akan menerima gaji dari dua posisi bergengsi itu.
Anwar juga mendorong timnya menunjukkan keprihatinan dengan tidak bermewah-mewah dalam kehidupan keseharian. Anwar memberi contoh dengan tidak memakai mobil mewah sebagai kendaraan dinas maupun pribadi.
Setelah menata kabinet, Anwar mulai melakukan lawatan ke luar negeri. Indonesia menjadi tujuannya yang pertama.
Senin (9/1) sampai Selasa (10/1), Anwar berkunjung ke Indonesia, bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri. Berbagai persoalan bilateral diperbincangkan.
Salah satu yang menjadi fokus pembicaraan itu ialah investasi Malaysia di proyek Ibu Kota Nusantara (IKN). Sejumlah kesepakatan investasi sudah dicapai kedua negara dalam pembangunan IKN.
Anwar Ibrahim merumuskan Renaisans Asia dengan mengambil jalan tengah di antara dua ekstrem. Dia menerapkan prinsip tawasut sebagai jalan perjuangannya.
- Prabowo & Anwar Ibrahim Bahas Dampak Kebijakan Tarif Impor Donald Trump
- Prabowo Terima Ucapan Idulfitri 1446 H dari Pemimpin Negara Sahabat
- Soal Kebijakan Tarif Trump, Prabowo dan Pemimpin ASEAN Atur Strategi
- Menko Airlangga Bertemu PM Anwar Ibrahim, Bahas Strategi Menghadapi Tarif Resiprokal AS
- Sukseskan Perdamaian, Malaysia Siap Tampung Warga Palestina
- President University dan INTI International University Malaysia Berkolaborasi di Bidang Teknik Sipil