Anwar Ibrahim & Islam Moderat
Oleh Dhimam Abror Djuraid

Kedua negara bahkan nyaris terlibat perang terbuka karena perebutan wilayah di Kalimantan. Konfrontasi dua negara bertetangga itu berlangsung panas. Jargon ’Ganyang Malaysia’ membuat negeri jiran itu keder.
Hubungan kedua negara menjadi mesra di era 1970-an setelah Soeharto menjadi presiden. Prioritas pembangunan ekonomi yang diambil Soeharto membuat Indonesia tidak lagi menjadi tukang bully.
Malaysia berkembang dengan cepat. Pada 1970-an, orang Indonesia dikirim ke Malaysia sebagai guru. Sekarang orang Indonesia datang ke Malaysia sebagai wisatawan atau TKI.
Sekarang Anwar Ibrahim datang ke Jakarta sebagai investor. Dua negara ini akan menjadi motor penting dalam kebangkitan Asia, jika sama-sama mampu menciptakan keadilan sosial yang merata.
Anwar Ibrahim sudah membuat peta jalan menuju kesana dan berkomitmen untuk mencapainya. Indonesia harus melakukan hal yang sama kalau tidak mau (makin) ketinggalan dari Malaysia.(***)
Anwar Ibrahim merumuskan Renaisans Asia dengan mengambil jalan tengah di antara dua ekstrem. Dia menerapkan prinsip tawasut sebagai jalan perjuangannya.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sukseskan Perdamaian, Malaysia Siap Tampung Warga Palestina
- President University dan INTI International University Malaysia Berkolaborasi di Bidang Teknik Sipil
- Lagi-Lagi, Mantan PM Malaysia Tersandung Kasus Korupsi
- Bakal Ada Operasi Pasar di 500 Titik, Harga Sembako Harus Lebih Murah dari Malaysia
- Pantai Hospital Ayer Keroh, Pilihan Pasien Indonesia untuk Layanan Medis Tingkat Lanjut
- Ini Layanan Medis Bedah Robotik Canggih di Pantai Hospital Ayer Keroh