Anwar Makin Berkibar
Antisipasi Badawi Lengser, Najib Tunda Kunjungan
Sabtu, 20 September 2008 – 11:09 WIB
KUALA LUMPUR - Gertakan ikon oposisi Malaysia Anwar Ibrahim untuk menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Abdullah Ahmad Badawi sesegera mungkin ternyata mampu menimbulkan kekhawatiran di pihak lawan. Buktinya, Wakil PM Najib Razak sampai menunda lawatannya ke Timur Tengah. Kubu Najib boleh menyangkal. Tapi, kuat dugaan bahwa penundaan itu berkaitan dengan kian derasnya desakan kepada Badawi agar mundur. Pengganti Mahathir Mohamad tersebut memang sudah menyatakan bakal menyerahkan estafet kekuasaan kepada Razak lebih cepat daripada yang dia jadwalkan semula, yaitu 2010. Najib tentu khawatir, kalau Badawi mundur saat dirinya di luar negeri, hal tersebut akan membuka kesempatan kepada Anwar untuk berkuasa.
Padahal, seharusnya, Jumat kemarin (19/9) Najib dijadwalkan bertolak ke Arab Saudi. Dari negeri kaya minyak itu, dia akan melanjutkan perjalanan ke Bahrain dan New York. Namun, kunjungan ke Timur Tengah tersebut ditunda entah sampai kapan, sedangkan kunjungan ke New York tetap dilakukan pada 24 September sekaligus untuk menghadiri sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca Juga:
"Tidak ada alasan politis," ujar orang dekat Najib yang tidak mau disebutkan namanya. "Beliau hanya merasa bahwa itu dipengaruhi iklim perekonomian global saat ini, apalagi beliau baru menjabat menteri keuangan," tambahnya.
Baca Juga:
KUALA LUMPUR - Gertakan ikon oposisi Malaysia Anwar Ibrahim untuk menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Abdullah Ahmad Badawi sesegera
BERITA TERKAIT
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan