Anwar Ujang, Kapten Timnas Era 70-an yang Terlupakan
Pele Memuji: Nomor Lima Pemain Terbaik
”Biaya perawatan di rumah sakit Pertamina memang ditanggung perusahaan, tapi untuk obat tambahan dan vitamin lainnya tetap pakai uang sendiri,” ucap mantan pemain yang dijuluki Franz Beckenbauer-nya Indonesia tersebut.
Lima anak Ujang berhasil mendapatkan pendidikan yang baik. Itulah investasinya saat masih memiliki cukup uang. Kini lima anaknya hidup berkecukupan dan peduli kepadanya.
Untuk obat dan vitamin lainnya, pemain yang semasa aktif selalu mengenakan jersey nomor 5 itu mengandalkan bantuan dari anak-anaknya. Mereka juga kerap patungan untuk membantu ayahnya karena untuk membeli obat sendiri, Ujang tak mampu lagi.
”Beruntung, anak-anak saya berkecukupan. Mereka benar-benar membantu saya untuk berobat. Karena penyakit ini tidak mungkin sembuh total,” ujar lelaki 69 tahun tersebut.
Di masa tuanya saat ini Ujang sering berpindah-pindah rumah, dari rumah anaknya yang satu ke rumah anaknya yang lain.
Mengapa berpindah-pindah? Menurut Ujang, itu dilakukan semata-mata untuk memudahkan dirinya saat berobat. Di Medan dia bisa berobat ke RS Pertamina di kota itu. Semasa masih bekerja, dia berdomisili di kompleks Pertamina di Langkat, Medan.
Kalau tinggal di Cikampek, Jakarta, jarak yang jauh dan macet dari rumah membuat dia kelelahan jika harus ke RSPP (Rumah Sakit Pusat Pertamina). Ujang mengaku tak lagi bisa berdiri dan duduk terlalu lama. Jika dipaksakan, kakinya akan bengkak sebagai imbas penyakitnya.
Ujang merasa apa yang diberikannya untuk timnas saat itu seperti tak ada harganya saat ini. Pemerintah dan PSSI tak pernah menghiraukan lagi. Jangankan memberikan bantuan pengobatan atau lainnya, sekadar mengingat dia saja, pemerintah dan PSSI menurutnya sudah enggan.
SOSOK lelaki dengan usia yang tak muda lagi itu menyambut kedatangan wartawan Jawa Pos di rumah anaknya, kawasan Multatuli, Medan, Rabu (25/6). Dengan
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara