Apa dan Siapa di Koin Rp 500?
Membuktikan bahwa ucapan Meneer Haantjes keliru, ia berjibaku merapikan organisasi angkatan perang Republik Indonesia yang masih seumur jagung.
Inilah yang membuatnya selalu "di balik meja", tempat bertanya bila ada masalah. Kemampuan ini, kabarnya berkat hobinya membaca buku-buku strategi perang sejak muda.
Pak Sim memang tidak memainkan lakon sebagai tentara tempur. Tapi, berkat kemampuan mengatur irama organisasi ia dipercaya menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Perang. Jabatan yang diembannya sepanjang 1948-1949. Dan ikut berangkat menghadiri Konferensi Meja Bundar (KMB) ke Den Haag, Belanda.
Sepeninggal Jenderal Soedirman, Pak Sim diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Perang (KSAP) Republik Indonesia. Pangkatnya naik jadi Mayor Jenderal.
Pada 1953, KSAP dibubarkan Presiden Soekarno. Dan "tentara balik meja" itu pun berkarir sebagai--meminjam istilah yang dilontarkan T.B. Simatupang sendiri--, penasehat Menteri Pertahanan yang tidak pernah diminta nasehat.
"Saya sebagai penasehat tidak ada pekerjaan apa-apa, lantas saya banyak menulis, banyak di antara buku saya ditulis waktu itu," sambung perwira yang pensiun pada 1959.
Tiga Karl
Dua tahun sebelum Konferensi Internasional tentang Gereja, Dunia dan Masyarakat tahun 1966, ia didatangi Paul Abrecht, aktivis Gereja dan penulis buku kenamaan.
TAHI Bonar Simatupang, pria yang wajahnya ada di koinan Rp 500 baru, acapkali bersiteru dengan guru sejarahnya. Perseteruan yang membawanya jadi
- Memperingati Kudatuli, PDIP Bersama Korban Rezim Otoriter Tabur Bunga di Kantor Partai
- Festival Maek 2024 Akhirnya Digelar, Kenalkan Sejarah Megalitikum di Minangkabau
- Final EURO 2024 dan Stadion Megah dengan Sejarah Kelam Nazi
- Pemda Batang Sambut Baik Gagasan PMB Tentang Penulisan Sejarah
- Presiden Jokowi Apresiasi Blok Rokan, Ini Paling Terbesar dan Produktif dalam Sejarah
- FKMPS Membahas Pentingnya Sejarah dalam Menjaga Karakter Bangsa