Apa dan Siapa di Koin Rp1000?
Malah kalau pembesar Inggris sebagai tuan katakan tadi sudah datang, saya akan memprotes tentang kejadian-kejadian di Denpasar, ialah penurunan bendera kami Sang Merah Putih dan penangkapan atas dirinya tuan Ketut Subrata.
Tentang itu saya tadi mendapat telepon dari Denpasar.
VB: Penurunan bendera Merah Putih? Kami mendapat perintah bendera merah putih tidak boleh diturunkan. Baiklah saya nanti akan urus kejadian-kejadian itu dan barangkali saja besok pergi ke Denpasar.
Lain dari pada itu, perlu kiranya diperhatikan Undang-Undang Militer (Militaire Verordening. Dikeluarkan oleh E.C Mansergh, Mayor Jendral Panglima Tentara Serikat Jawa Timur--red) yang dikeluarkan oleh komandan kami, yang bermaksud;
Pertama, melarang orang keluar malam, mulai jam 10 malam sampai jam pagi. Selama waktu itu orang-orang di tempat yang diduduki oleh tentara kami tak boleh meninggalkan halaman rumah kediamannnya masing-masing. Polisi dan orang-orang jaga dikecualikan.
Kedua, memerintahkan penghapusan semboyan-semboyan yang menyakiti hati orang, golongan atau bangsa lain. Keterangan lebih lanjut dapat dibaca dalam undang-undang itu.
KP: Di sini tidak ada kejadian apa-apa. Mengapa dikeluarkan Undang-Undang militer yang berisi pembatasan keluar malam?
VB: Undang-undang itu dikeluarkan supaya di sini tidak terjadi apa-apa, supaya keamanan dapat terjamin. Dan bagaimana tentang permintaan saya untuk bertemu dengan kepala-kepala jawatan?
KALI ini cerita lakon di koin Rp1000 yang baru; Ktut Pudja. Bukan kisahnya sebagai anggota PPKI. Bukan pula sebagai saksi perumusan dan pembacaan
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Memperingati Kudatuli, PDIP Bersama Korban Rezim Otoriter Tabur Bunga di Kantor Partai
- Festival Maek 2024 Akhirnya Digelar, Kenalkan Sejarah Megalitikum di Minangkabau
- Final EURO 2024 dan Stadion Megah dengan Sejarah Kelam Nazi
- Pemda Batang Sambut Baik Gagasan PMB Tentang Penulisan Sejarah
- Presiden Jokowi Apresiasi Blok Rokan, Ini Paling Terbesar dan Produktif dalam Sejarah