Apa Kata Sri Mulyani soal Rupiah dan Donald Trump?

Apa Kata Sri Mulyani soal Rupiah dan Donald Trump?
Sri Mulyani. Foto: dok/JPNN.com

Sementara itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menuturkan, pelemahan terhadap rupiah lebih dipicu rencana The Fed menaikkan suku bunganya setelah Trump terpilih sebagai presiden AS. 

Karena itu, senada dengan Sri Mulyani, menurut dia, yang terpenting, pemerintah menjaga dengan baik fundamental perekonomian Indonesia. ”Yang penting jaga fundamental, jaga kepercayaan. Pasti kan ini hanya temporer (pelemahan rupiah, Red),” tutur dia di gedung Kemenko Perekonomian kemarin.

Kepala Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih menambahkan, melemahnya mata uang asing terhadap USD disebabkan melemahnya harga di pasar obligasi AS sehingga imbal hasil obligasi naik. Kenaikan itu disebabkan adanya kekhawatiran inflasi di AS gara-gara rencana presiden terpilih Donald Trump mengurangi pajak.

Selain itu, isu rencana menaikkan anggaran militer dan infrastruktur oleh Trump membuat potensi defisit AS naik. Artinya, pemerintah AS bakal menerbitkan lebih banyak surat utang untuk menyerap dana dari pasar. 

Hal itu bisa memicu investor untuk menjual portofolio saham dan surat berharga di emerging market seperti Indonesia, kemudian mengalihkannya dengan membeli surat utang AS. ”Karena itu, BI bisa melakukan intervensi dengan membeli obligasi jika asing melakukan ambil untung (profit taking, Red),” katanya.

Menurut Lana, yang juga ekonom Universitas Indonesia, jika diperlukan, dengan cadangan devisa sebesar USD 115 miliar, sebenarnya BI masih cukup kuat untuk melakukan intervensi di pasar valas saat rupiah tertekan. ”Ini penting untuk meredam gejolak rupiah dan memberikan confidence (kepercayaan diri, Red) pelaku pasar,” ucapnya. (rin/ken/gen/c11/owi/jpnn)


JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersikap lebih realistis terhadap pengaruh terpilihnya Donald Trump sebagao Presiden AS, terhadap


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News