Apa yang Kau Cari, Palupi?

Apa yang Kau Cari, Palupi?
Apa yang Kau Cari, Palupi?
Jika mengikuti logika berpikir para teroris, bom di Jakarta adalah sebuah perlawanan terhadap AS yang menurut mereka juga adalah Teroris, T dengan huruf besar. Tujuan besar dan mulia, tentu menurut mereka dan bukan menurut kita, kadang harus mengambil korban besar juga, dan para korban itu telah menunjukkan kepada AS, bahwa AS tak bisa benar sendiri, dan untuk itu dunia internasional harus diberitahu.

“Perlawanan yang aneh” itu dilakukan karena mereka, kaum teroris,  tidak akan mungkin mampu melawan AS dalam sebuah perang konvensional ala Perang Dunia II, yang saling berhadapan, kau di sana kami di sini. Mungkin, mirip kaum Intifadah yang hanya melempari tentara Israel bersenjata mutakhir dengan batu di Jalur Gaza, sekedar mengatakan “kami melawan kalian.” Absurd. Musuhnya AS tapi “berperang” dengan cara lempar batu sembunyi tangan justru di Indonesia.

Ruwetnya, tak ada satu pernyataan apapun, hingga hari ini, tentang siapa yang bertanggung jawab terhadap terror bom itu. Tak ada pula satu petisi apapun yang mereka minta, entah kepada AS atau kepada siapa saja sehubungan dengan terror bom itu. Jadi siapakah sesungguhnya yang “berperang dengan siapa?”

Jika kelak, misalnya Al Qaida mengaku-ngaku terror di Jakarta adalah gerakan mereka, dan kemudian AS murka dan bertekad tetap akan memburu Osama dan para cecunguknya, inilah “perang yang aneh” setidaknya bagi kita. Mungkinkah mereka, AS dan teroris itu telah saling mafhum, dan tak perlu lagi saling deklarasi bahwa perang belum selesai, dan masih akan terus berlangsung?

Siapakah sesungguhnya musuh teroris yang meledakkan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton? Kita tak tahu persis, karena pelakunya, jika masih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News