Apakah Benar Pendatang Telah Mencuri Pekerjaan Warga Australia?
Artikel ini diproduksi oleh ABC Indonesia
Jumlah pekerja migran yang besar menjadi salah satu penopang perekonomian Australia.
Tapi sejak perbatasan Australia ditutup akibat pandemi virus corona, jumlah pendatang menurun tajam, yaitu sebesar 30 persen di akhir tahun keuangan 2020.
Di tengah menurunnya pendapatan Australia dan naiknya angka penganguran, kurangnya pendatang malah disebut-sebut sebagian warga Australia sebagai hal yang tidak buruk.
Seperti yang dinyatakan oleh juru bicara soal imigrasi dari Partai Buruh, Senator Kristina Keneally, yang pada dasarnya mengatakan bahwa "pasokan murah" pekerja migran telah merebut jatah pekerjaan warga Australia dan menurunkan upah mereka.
Pernyataannya dalam sebuah artikel tersebut mengundang sejumlah tanggapan, termasuk tuduhan sebagai seorang rasis.
"Pemulihan ekonomi pasca COVID-19 nanti harus menjamin pergeseran dari ketergantungan [Australia] pada pasokan pekerja murah dari luar negeri, yaitu pekerja sementara yang membuat gaji pekerja Australia turun dan mengambil jatah kerja warga Australia," tulisnya.
Bantahan Pemerintah Australia
Photo: Visa untuk bekerja dan tinggal di Australia sementara, yakni jenis 457 telah diubah menjadi TSS di tahun 2018. (ABC Riverland: Catherine Heuzenroeder)
Artikel ini diproduksi oleh ABC IndonesiaJumlah pekerja migran yang besar menjadi salah satu penopang perekonomian Australia
- Kabar Australia: Telur Langka, Supermarket Membatasi Pembelian
- Kasus Penyerangan Perempuan Dengan Air Keras Dikaitkan Dengan Motif Balas Dendam
- Dunia Hari Ini: Amerika Mengatakan Ada Kemajuan Dalam Mediasi Gencatan Senjata Israel-Hamas
- Menko Airlangga & Dubes Australia Bertemu, Kedua Negara Bahas Sejumlah Agenda Penting
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta