Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
Indonesia berupaya mengusir setidaknya tiga kapal Tiongkok dari Laut China Selatan dalam kurun waktu seminggu.
Sejumlah pakar menilai respons tegas terhadap kapal-kapal Tiongkok tersebut ada kaitannya dengan Prabowo Subianto yang dilantik sebagai presiden awal bulan ini.
Abdul Rahman Yaacob, peneliti program Asia Tenggara Lowy Institute mengatakan Tiongkok sepertinya "berusaha menguji" Prabowo.
Hal serupa juga pernah terjadi selama masa kepresidenan Joko Widodo.
Indonesia tidak memiliki sengketa wilayah resmi dengan Tiongkok atas Laut China Selatan, tetapi menunjukkan sikap yang lebih protektif soal hak-haknya di wilayah tersebut, saat kapal-kapal Tiongkok mulai memasuki wilayah Laut Natuna Utara secara teratur.
Dr Abdul mengatakan kemungkinan besar kabinet Prabowo lebih ingin menunjukkan responsnya, berbeda dengan pendekatan Jokowi.
"Saya menduga Prabowo mengubah cara Indonesia menangani keberadaan Tiongkok di Laut Natuna Utara," katanya.
"Indonesia mencoba mengisyaratkan kepada Tiongkok kalau urusan integritas teritorial, ini jadi sesuatu yang sangat serius untuknya."
Secara historis, Tiongkok dipandang sebagai ancaman terbesar bagi keamanan nasional oleh militer Indonesia, termasuk oleh Presiden Prabowo Subianto
- Bea Cukai Kalbagsel dan Instansi Terkait Dukung Pelaku Usaha Lokal Tingkatkan Ekspor
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Bea Cukai Melepas Ekspor 13 Ribu Ekor Belut Sawah Hidup Asal Banjarmasin ke Tiongkok
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia