Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
Indonesia berupaya mengusir setidaknya tiga kapal Tiongkok dari Laut China Selatan dalam kurun waktu seminggu.
Sejumlah pakar menilai respons tegas terhadap kapal-kapal Tiongkok tersebut ada kaitannya dengan Prabowo Subianto yang dilantik sebagai presiden awal bulan ini.
Abdul Rahman Yaacob, peneliti program Asia Tenggara Lowy Institute mengatakan Tiongkok sepertinya "berusaha menguji" Prabowo.
Hal serupa juga pernah terjadi selama masa kepresidenan Joko Widodo.
Indonesia tidak memiliki sengketa wilayah resmi dengan Tiongkok atas Laut China Selatan, tetapi menunjukkan sikap yang lebih protektif soal hak-haknya di wilayah tersebut, saat kapal-kapal Tiongkok mulai memasuki wilayah Laut Natuna Utara secara teratur.
Dr Abdul mengatakan kemungkinan besar kabinet Prabowo lebih ingin menunjukkan responsnya, berbeda dengan pendekatan Jokowi.
"Saya menduga Prabowo mengubah cara Indonesia menangani keberadaan Tiongkok di Laut Natuna Utara," katanya.
"Indonesia mencoba mengisyaratkan kepada Tiongkok kalau urusan integritas teritorial, ini jadi sesuatu yang sangat serius untuknya."
Secara historis, Tiongkok dipandang sebagai ancaman terbesar bagi keamanan nasional oleh militer Indonesia, termasuk oleh Presiden Prabowo Subianto
- Kenapa 26 Januari Jadi Tanggal Kontroversial di Australia?
- Dunia Hari Ini: COVID Kemungkinan Besar Berasal dari Laboratorium
- Prabowo Bertukar 5 Kerja Sama dengan India, Kesehatan Hingga Digital
- Warga Indonesia yang Rumahnya Terbakar Menerima Pertolongan Komunitas Australia
- Dunia Hari Ini: Berencana Tulis Ulang Lagu Kebangsaannya, Arab Saudi Gandeng Hans Zimmer
- Bunga Bangkai Mekar di Australia, Dinamai 'Putricia'