Apakah Betul Vaksin MR dari Babi?
jpnn.com, JAKARTA - Berbagai alasan keagaaman diutarakan sejumlah kalangan untuk menolak pemberian vaksin MR. Lalu apakah langkah penolakan itu tepat?
Menurut Asrorun Ni'am Sholeh, sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, melanggar langkah prefentif atau pencegahan adalah sebuah dosa. Menurutnya imunisasi merupakan salah satu langkah preventif.
Ni’am tidak menampik jika pihaknya mengetahui kalau ada pihak-pihak yang masih menolak pemberian vaksin.
”Alasan yang digunakan antara lain karena konsep imunisasi itu buatan Yahudi, tidak menghargai takdir Allah, dan tidak halal karena ada kandungn babi,” ucapnya.
Pria kelahiran Nganjuk itu punya jawaban sendiri untuk berbagai penolakan vaksin. Na’im membeberkan jika takdir tidak bisa semata-mata pasrah terhadap keadaan.
Seharusnya manusia harus berusaha agar memiliki takdir yang baik. Dia mengilustrasikan ketika Nabi Muhammad perang pasti menggunakan senjata dan baju besi.
”Nabi tidak hanya pasrah kalau meninggal kan takdir Allah. Beliau berusaha,” ucapnya.
Mengenai kehalalan, Na’im mengakui bahwa banyak vaksin yang belum bersertifikat halal. Dia menyarankan agar pemerintah mendorong produsen obat untuk mendaftarkan produknya. Namun menurutnya umat seharusnya tetap melakukan imunisasi.
Berbagai alasan keagaaman diutarakan sejumlah kalangan untuk menolak pemberian vaksin MR. Lalu apakah langkah penolakan itu tepat?
- Raih Sertifikat, Young Living Indonesia Jalankan Bisnis MLM Syariah
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Bernardi, Produk Inovatif untuk Memenuhi Kebutuhan Konsumen Modern
- BI Dorong Ekosistem Halal Lifestyle untuk Kejar Potensi 2 Miliar Populasi Muslim Global
- Dapat Dukungan dari Halalin dan LPPOM, Jabarano Coffee Kini Kantongi Sertifikat Halal
- Kepala BPJPH Mewajibkan Label Halal ke Barang yang Dijual, Mahfud: Itu Salah