Apakah Masyarakat Harus Berdamai dengan Corona di Saat Vaksin Belum Ada?
jpnn.com, JAKARTA - Hermawan Kartajaya menilai bahwa leadership atau kepemimpinan menjadi salah satu faktor penting dalam penanganan COVID-19.
Pakar manajemen sekaligus Founder & Chairman MarkPlus, itu mengatakan bahwa pandemi virus corona menjadi ujian bagi kepemimpinan.
"Bukan hanya government, tapi governance harus diutamakan. Lalu leadership, bukan management. Dan entrepreneurship, bukan profesionalism. Karena COVID-19 menjadi ujian bagi kepemimpinan," ujar Hermawan dalam diskusi daring bertajuk "MarkPlus Industry Roundtable Government Sector Perspective," di Jakarta, Jumat (8/5).
Dikatakan, kepemimpinan untuk mengatasi dampak wabah ini penting mengingat vaksin COVID-19 belum menunjukkan adanya tanda-tanda ditemukan.
"Artinya, ketika ekonomi terbuka kembali, masyarakat harus memasuki era next normal di mana COVID-19 harus dihadapi tanpa vaksin," ujarnya.
Dalam kesempatan sama, Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Akmal Malik menyampaikan tiga hal yang menjadi fokus pemerintah pusat terkait COVID-19.
Yakni pencegahan, memperkuat daya tahan tubuh masyarakat, dan membangun sistem kesehatan yang kuat.
Kemudian, lanjut dia, terdapat juga beberapa skenario yang disiapkan pemerintah, jika COVID-19 berlanjut, yaitu memperkuat fokus penanganan, pencegahan, sistem kekebalan dan kesehatan, sampai kebutuhan pangan yang mencukupi.
Hermawan Kartajaya mengatakan, kepemimpinan untuk mengatasi dampak wabah COVID-19 penting mengingat vaksin COVID-19 belum ada.
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah
- Harimau Lapar
- Saksi Ungkit Jasa Harvey Moeis dalam Penanganan Covid, Lalu Ungkap Pesan Jokowi & BG
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru