Apakah Media Sosial Sehat untuk Anak-anak?
Di sisi lain, anak-anak yang menggunakan lebih banyak dari semua media umum (internet, televisi, video game) dikaitkan dengan efek negatif seperti konflik keluarga dan tidur yang terganggu.
Satu penjelasan yang mungkin, kata Paulus, adalah kekuatan komunikasi yang diperkuat yang diberikan oleh media sosial.
"Mereka terhubung dengan teman-teman mereka, mereka terlibat dalam kegiatan yang lebih beragam, dan di tahap pra-pubertas ketika Anda tidak memiliki semua hal remaja terjadi, itu benar-benar membangun komunitas jaringan," tambah Paulus.
Penelitian sebelumnya juga mengeksplorasi bagaimana platform online bisa mengurangi perasaan isolasi sosial dengan memfasilitasi komunikasi.
Manfaat lain, dicatat dalam makalah tahun 2016, adalah bagaimana "penggunaan media sosial remaja meningkat baik kemampuan mereka untuk memahami (empati kognitif) dan berbagi perasaan rekan-rekan mereka (empati afektif).
"Orang-orang dengan kecemasan sosial bisa memperoleh manfaat dari kemampuan untuk terhubung dengan cara yang kurang membangkitkan kecemasan," kata Dr. Peggy Kern, seorang dosen senior di bidang Psikologi di University of Melbourne, Australia.
Namun, dia menekankan moderasi karena seseorang yang rentan terhadap depresi atau iri hati bisa mengembangkan ketergantungan media sosial.
Menurut data 2018 dari Pew Research Center, 45 persen remaja Amerika melaporkan online hampir terus-menerus.
Kaum muda diketahui sangat rentan terhadap efek dari media sosial, mengingat bagaimana otak masih berkembang dan beradaptasi.
- Berkat Ulasan Positif Influencer, Bingxue Jadi Trending Topik di X
- Minim Popularitas, Paslon 03 Hadapi Tantangan Menjelang Hari Pencoblosan
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Mas Ghif Ungkap Cara Kerja Propaganda yang Efektif di Era Digital
- Kuki Nabilla Sampaikan Harapan untuk Masa Depan Indonesia Lewat Lagu
- Tri Adhianto Gercep Kunjungi Lokasi Banjir Setelah Terima Laporan via Medsos