Apakah Membuka Kembali Kelab Malam di Australia Merupakan Langkah Tepat?

Kepala Kepolisian Australia Selatan Grant Stevens menyampaikan kekhawatiran mengenai perilaku mereka yang sedang antri, maupun yang berada di dalam klub di pusat kota Adelaide, di akhir pekan setelah pembukaan.
Grant mengatakan dansa atau joget di dalam klub malam beresiko menyebarkan virus dan beberapa klub tidak memiliki aturan jelas untuk mencegah penyebaran.
Namun dia mengatakan izin membuka kembali klub bukanlah kesalahan.
"Kita akan memberi kesempatan kepada semua sektor dalam komunitas kesempatan untuk melakukan bisnis sebaik mungkin," katanya ketika itu.
Aturan yang sama juga berlaku di Queensland, dimana klub malam dibuka lagi seminggu yang lalu.
Tamu yang datang ke klub boleh memesan minuman di bar, namun tidak boleh turun joget atau berkumpul di lantai disko.
Klub di Tasmania juga menerapkan aturan serupa sementara di Melbourne, karena adanya lockdown kedua, semua klub sudah diperintahkan untuk ditutup.
Baca juga artikel terkait:
- Angka kematian di Indonesia sudah lebih dari 10 ribu jika dihitung berdasarkan pedoman WHO
- Pemerintah Indonesia dianggap menggunakan pendekatan militeristik dalam menangani virus corona
- Alasan tingginya kematian tenaga kesehatan di Indonesia di tengah pandemi virus corona
Para pakar kesehatan di Australia mempertanyakan keputusan mengizinkan kembali klub malam dibuka di beberapa negara bagian di tengah meningkatnya kasus COVID-19
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia