Apakah Obat yang Sering Disebutkan di Grup Whatsapp Benar-benar Bisa Menyembuhkan COVID-19?
"Jadi jangan dikira bahwa semua obat itu akan cocok ke diri kita masing-masing," kata dr Decsa.
"Mengapa tidak boleh melakukan terapi? Karena belum tentu cocok. Kalau misalnya niatnya pengen sembuh tapi malah kena efek samping obat, yang rugi siapa?"
Nah, dokterlah yang hadir untuk memperkecil risiko terjadinya efek samping, sekaligus memastikan suatu obat cocok untuk tubuh penderita.
"Jadi, ada perannya masing-masing," katanya.
"Enggak mungkin dokter sekolah lebih dari enam sampai 10 tahun tanpa mempelajari hal yang rumit ini."
Jadi dr Decsa mengatakan yang paling penting adalah pencegahan.
"Jangan sampai sakit. Percuma kita ngasih obat yang advanced banget tapi nanti ujung-ujungnya tidak cocok, dan risiko untuk terjadi kematian tinggi. Percuma," katanya.
Ibarat penyakit adalah musuh, kita harus tahu siapa yang kita lawan dan kelemahannya untuk bisa menang.
Dibantu oleh dr Decsa Medika, kami mencoba menjawab pertanyaan seputar obat-obatan yang banyak disebutkan di WhatsApp group dan jejaring sosial
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata
- Dunia Hari Ini: Rencana Airbnb Menggelar Pertarungan Gladiator di Roma Dikecam
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia