Apakah Obat yang Sering Disebutkkan di Grup Whatsapp Benar-benar Bisa Menyembuhkan COVID-19?
Jumat, 16 Juli 2021 – 16:22 WIB
"Virus masuk dan secara tidak langsung menurunkan sistem kekebalan kita, utamanya pada populasi rentan," kata dr Decsa.
"Jadi dokter akan mempertimbangkan apakah ada infeksi sekunder atau tidak. Jika ada, baru dilakukan pemberian antibiotik.
Jangan lupa, virus berbeda dengan bakteri dan antibiotik tidak akan mencegah masuknya virus ke dalam tubuh.
"Antibiotik bekerja jika ada bakteri masuk, sehingga ada yang dibunuh, yang diperlambat produksinya. Jadi bukan sebagai pencegahan [COVID-19]," ujarnya.
"Antibiotik murni sebagai terapi."
Apa bahayar dari mengobati diri sendiri?
Dr Decsa mencoba menjawab pertanyaan ini dengan sebuah analogi.
Misalnya, lambung si A tidak cocok makan makanan pedas, tapi lambung si B cocok banget makanan pedas.
Dalam analogi ini, makanan sama halnya dengan obat.
Dibantu oleh dr Decsa Medika, kami mencoba menjawab pertanyaan seputar obat-obatan yang banyak disebutkan di WhatsApp group dan jejaring sosial
BERITA TERKAIT
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Produk Pelangsing Bisa Diakses Bebas, Dokter Sarankan Konsultasi Sebelum Konsumsi
- Sambut Libur Akhir Tahun, WhatsApp Hadirkan Fitur Baru, Seru!
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing