Apakah Pendekatan Australia terhadap Negara Asia Tenggara Selama Ini Keliru?

Apakah Pendekatan Australia terhadap Negara Asia Tenggara Selama Ini Keliru?
Pakar mengatakan Australia tidak serius menggarap potensi dan kerja sama dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. (Reuters: Kham)

"Ini sangat memprihatinkan. Kita mempunyai banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata  Milner.

Langkah ke depan

Menurut Milner, masalah yang paling jelas dalam hubungan Australia dengan Asia Tenggara yang harus ditangani adalah "kita sangat lemah dalam soal investasi di kawasan."

Padahal, kawasan Asia Tenggara mendapatkan "begitu banyak investasi besar" dari bagian dunia lain termasuk dari Amerika Serikat dan Eropa.

"Apakah kita tidak percaya dengan kawasan tersebut? Mengapa kita tidak di sana? Mengapa kita tidak bisa jadi pemimpin [di area tersebut]?" kata Milner.

Ada tanda-tanda bahwa pemerintahan PM Albanese sekarang mulai memberikan perhatian. Akhir tahun lalu, mantan CEO kelompok perbankan Macquarie Group, Nicholas Moore, diangkat sebagai Utusan Khusus Asia Tenggara.

Bagian dari tugas Moore adalah mencari celah bagi Australia untuk mengambil manfaat dari semakin banyaknya kelas masyarakat baru di Asia Tenggara yang semakin kaya.

Moore adalah satu dari beberapa orang yang mengatakan bahwa di tahun 2040, di seluruh negara-negara Asia Tenggara ini akan ada sekitar 26 juta rumah tangga yang memiliki pendapatan tahunan lebih dari Rp350 juta per tahun.

"Kita banyak berbicara mengenai India, namun GDP ASEAN sudah lebih besar dari India, dan dalam soal perdagangan di dunia lebih besar dari India. Jadi kita sepertinya ada sesuatu yang hilang di sini," kata Milner.

Kawasan yang dengan penduduk 600 juta orang, membentang mencakup 11 negara, blok negara-negara Asia Tenggara merupakan salah satu blok perekonomian terbesar di dunia.

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News