Apakah PPP Tolak Revisi MD3 karena tak Dapat Kursi Pimpinan?
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mempertanyakan sikap Fraksi PPP DPR yang memilih walkout ketika sidang paripurna pengambilan keputusan terhadap revisi UU MD3 pekan lalu.
"Apakah walkout kemarin terkait dengan masalah pasal yang merendahkan DPR? Atau gara-gara PPP gak dapat kursi pimpinan?" tanya Hendri dalam diskusi bertajuk "Benarkah DPR Gak Mau Dikritik?" di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (17/2).
Pertanyaan kritis itu langsung disikapi oleh penasihat fraksi PPP DPR Arsul Sani. Eks anggota Panja RUU MD3 tersebut menyatakan sikap fraksinya tidak ada kaitan dengan masalah kursi di MPR.
"Pertama saya jelaskan posisi PPP, apakah walkout karena tidak kebagian kursi? Tidak demikian," bantah Anggota Komisi III DPR itu.
Politikus yang juga sekretaris jenderal DPP PPP, menegaskan fraksinya sejak awal tidak pernah ribut soal kursi.
Justru mereka memberikan solusi agar penambahan pimpinan tidak ribut-ribut, revisi cukup untuk memberikan kursi bagi PDI Perjuangan di DPR maupun MPR.
Khusus di MPR, fraksinya juga menyarankan supaya pembahasannya melibatkan DPD RI yang juga memiliki hak konstitusional di lembaga tersebut.
Sebab, pimpinan MPR dipilih oleh anggota yang terdiri dari fraksi-fraksi partai politik dan DPD, bukan ditunjuk atau ditetapkan.
Sekjen DPP PPP Arsul Sani menegaskan fraksinya sejak awal tidak pernah ribut soal kursi, sehingga penolakan terhadap revisi UU MD3 tak terkaitan dengan kursi.
- Hakim MK Arsul Sani: Pemilihan Ketua ILUNI FHUI Harus Bermartabat dan Demokratis
- Said Abdullah: Dahulu Saya Usulkan Revisi UU MD3 Soal Kewenangan Keuangan DPR
- Pengamat: Revisi UU MD3 Berpeluang Mengubah Formasi Pimpinan DPR
- Publik Dorong Revisi UU MD3 untuk Memperkuat Fungsi DPR
- Muncul Wacana Ubah UU MD3 untuk Pos Ketua DPR, Hasto PDIP Bereaksi Keras
- Pengamat: Masyarakat Indonesia Seharusnya Memberi Kesempatan kepada Arsul Sani