Aparat Meksiko Takuti Gembong Narkoba
Sedang Patroli, Kepala Aparat Dipenggal
Sabtu, 26 Juni 2010 – 14:08 WIB

PATROLI - Personil militer Meksiko saat berpatroli mengawasi kegiatan kartel narkoba, di salah satu kota perbatasan di negeri itu. Foto: Adriana Zehbrauskas/The New York Times.
Pada tahun pertama dirinya memimpin, Presiden Felipe Calderon sempat sukses menghalau konflik berlatar narkoba dari Kota Monterrey, ibu kota Negara Bagian Nuevo Leon, Meksiko. Tapi, setelah tiga setengah tahun berlalu, Calderon tak mampu lagi melindungi kawasan yang terletak di timur laut Meksiko itu.
"SEJAK dilahirkan, saya tidak pernah meninggalkan kota ini. Tapi, pemandangan seperti ini, tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Bahkan, dalam mimpi buruk saya sekalipun," ratap Ramon Alberto Garza, salah seorang warga Monterrey, seperti dilansir National Public Radio (NPR) kemarin (25/6). Wajah kota terbesar Nuevo Leon itu memang tidak secantik dulu. Benih-benih kekerasan terlihat jelas di hampir setiap sudut kota. Demikian juga dengan jejak-jejak kekerasan. Selain Monterrey, sedikitnya ada tujuh kota lain yang kehilangan banyak personel kepolisian. Yakni, kota Herreras, Cerralvo, Los Aldama, Paras, General Trevino, General Bravo dan Doctor Coss. Dengan semakin berkurangnya jumlah polisi yang bertugas, geng-geng narkoba dan kartel-kartel obat bius lebih leluasa melancarkan aksi mereka. Bukan hanya dalam "perang" memperebutkan wilayah kekuasaan, tapi juga mengintimidasi warga dan kepolisian.
"SEJAK dilahirkan, saya tidak pernah meninggalkan kota ini. Tapi, pemandangan seperti ini, tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Bahkan, dalam mimpi buruk saya sekalipun," ratap Ramon Alberto Garza, salah seorang warga Monterrey, seperti dilansir National Public Radio (NPR) kemarin (25/6). Wajah kota terbesar Nuevo Leon itu memang tidak secantik dulu. Benih-benih kekerasan terlihat jelas di hampir setiap sudut kota. Demikian juga dengan jejak-jejak kekerasan.
Rasa aman dan nyaman sudah lama menjauh dari warga. Betapa tidak. Selama sekitar tiga tahun terakhir, sedikitnya 23 ribu orang tewas dalam konflik berlatar narkoba di seantero Meksiko. Tak terkecuali di Monterrey. Situasinya menjadi semakin parah saat ketakutan juga melanda jajaran aparat penegak hukum. Polisi, yang belakangan menjadi target serangan geng-geng narkoba Meksiko, tidak mau lagi mengambil risiko. Mereka mundur teratur. Meninggalkan warga yang trauma.
Baca Juga:
Menteri Keamanan Nuevo Leon Luis Carlos Trevino, mengaku bisa memahami ketakutan para personel kepolisian. "Terlalu banyak pembunuhan mengerikan terhadap polisi. Akhir Maret lalu, seorang polisi yang memimpin patroli keliling didapati tewas dengan kepala terpenggal di Kota Agualeguas," terangnya seperti dilansir Agence France-Presse. Senin malam (21/6) dan Rabu malam lalu (23/6), lima polisi lokal ditemukan tewas terbunuh oleh geng narkoba.
Baca Juga:
Pada tahun pertama dirinya memimpin, Presiden Felipe Calderon sempat sukses menghalau konflik berlatar narkoba dari Kota Monterrey, ibu kota Negara
BERITA TERKAIT
- Hamas Kecam Keras Israel yang Menunda Pembebasan Warga Palestina
- Menlu Sugiono Rayu Belanda demi Sukseskan Program Prioritas Indonesia
- Ini Layanan Medis Bedah Robotik Canggih di Pantai Hospital Ayer Keroh
- Mimpi Berkuasa Lagi, Donald Trump versi Amerika Selatan Malah Terjerat Kasus Kudeta
- Pesawat Delta Airlines Jatuh saat Mendarat di Toronto, Belasan Orang Terluka
- Ramadan Sebentar Lagi, Arab Saudi Kembali Siapkan Paket Bantuan untuk Indonesia