Aparat Netral
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
jpnn.com - BETAPA sulit jadi Kapolri dan Panglima TNI sekarang ini. Yakni di saat Presiden Jokowi makin terlihat berseberangan dengan Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Dua orang itu harus benar-benar pandai dalam memainkan peran. Kiri-kanan tidak oke.
Panglima TNI mungkin sedikit lebih bisa mengelak: TNI punya doktrin netral. Bahkan Panglima TNI sudah memerintahkan untuk menegakkan sikap itu.
Akan tetapi Kapolri, yang juga langsung di bawah presiden, akan mengalami tekanan jiwa lebih besar. Biarpun tekanan itu tidak ada, ia akan merasa tertekan sendiri. Tertekan oleh keadaan.
Sungguh tidak enak menjadi Kapolri di situasi seperti ini.
Pun ketika saya melihat video kegiatan nasional Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kemarin malam itu. Ingatan saya melambung jauh ke para petinggi yang di posisi sulit tersebut.
PSI makin memperjelas ke mana arah politik Presiden Jokowi. Malam itu PSI resmi mencabut dukungannya kepada Capres Ganjar Pranowo.
Tidak dikatakan begitu, tetapi maknanya seperti itu. PSI menegaskan komitmennya untuk bersikap tegak lurus kepada Presiden Jokowi.
BETAPA sulit jadi Kapolri dan Panglima TNI sekarang ini. Yakni di saat Presiden Jokowi makin terlihat berseberangan dengan Ketua Umum PDIP Megawati.
- Muncul Gerakan Kontra UU TNI, Nama Presiden Prabowo Disorot Warganet
- Surabaya Lombok
- Gelar Perkara Kasus Pembunuhan Juwita Dilakukan Tertutup, Ada Apa?
- Kapolri Instruksikan Antisipasi Kejahatan di Stasiun untuk Mudik Lebih Aman
- Pantau Bandara Soetta, Kapolri Instruksikan Patroli Rutin untuk Pemudik Lebaran 2025
- Buntut Dugaan Pembunuhan Jurnalis di Kalsel, Legislator Minta Evaluasi Pembinaan TNI