APBD Makassar Dinilai Tidak Prorakyat
Sabtu, 08 Desember 2012 – 05:19 WIB

APBD Makassar Dinilai Tidak Prorakyat
“Belanja pegawai lebih banyak dinikmati pejabat eselon. Padahal kami menemukan, masih banyak honorer yang gajinya hanya Rp500-an ribu per bulan,” imbuhnya.
Anggota badan anggaran (banggar), Nasran Mone, juga menyoroti lebih banyaknya anggaran untuk sekretariat daerah (setda) dibandingkan tiga hal mendasar lainnya, yakni pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU).
Anggaran terbesar dalam proyeksi APBD 2013, kata dia, adalah alokasi untuk sekretariat daerah disusul Dinas Pendidikan. Padahal yang diharapkan seharusnya tiga besar penganggaran adalah untuk Dinas Pendidikan, Kesehatan, dan PU. Sangat perlu, kata anggota Fraksi Partai Golkar ini, untuk menggenjot infrastruktur seiring dengan pendidikan dan kesehatan.
“Kalau di sekretariat kan hanya lebih banyak seremoni. Seharusnya anggaran terbesar hanya untuk Dinas Pendidikan, PU, dan Kesehatan. Semua ini yang akan menaungi semua bidang dalam rangka pengentasan kemiskinan,” urai Nasran.
Dalam dokumen rencana APBD 2013 Kota Makassar, untuk setda, pendapatan diproyeksi Rp1.351.382.003.000. Belanja daerah sebanyak Rp305.543.172.000 yang terdiri atas belanja tidak langsung Rp119.899.172.000 dan belanja langsung Rp185.644.000.000.
MAKASSAR -- Lebih besarnya belanja pegawai dibandingkan belanja infrastruktur dalam rencana APBD 2013, disoroti kalangan DPRD Makassar, Sulawesi
BERITA TERKAIT
- Festival Budaya di Rumah Singgah Tuan Kadi, Harmoni Melayu & Seruan Peduli Lingkungan
- Pendaki Gunung Ranai Dievakuasi Setelah Terpeleset dan Mengalami Cedera Kaki
- Jasad Korban Banjir di Murung Raya Ditemukan Tersangkut di Dahan Pohon Sawit
- Banjir Rendam Sejumlah Rumah Warga di Kalianda Lampung Selatan, Tak Ada Korban Jiwa
- Kodam I/Bukit Barisan Bantu Warga yang Diduga Diintimidasi Ormas
- Farhan Bimbang Tindak Tegas Kusir Delman yang Getok Tarif Tak Wajar di Bandung