APBN Hampir Sama dengan APBD Jatim
Selasa, 01 September 2009 – 10:20 WIB

Foto: undp doc
Tahun ini saja anggaran pembangunan dan belanja negara (APBN) untuk wilayah seluas 14.000 km2 itu USD 600 juta (sekitar Rp 6 triliun dengan kurs Rp 10 ribu per USD 1). Ini kurang lebih sama dengan APBD Jawa Timur. Di antara anggaran tersebut, sejak kemerdekaan, setengahnya (sekitar USD 300 juta) dihabiskan untuk pembangunan fisik (infrastruktur). Lainnya digunakan untuk food security, subsidi pembelian beras dari Vietnam dan Thailand. Harga normal beras di pasaran USD 20 setiap 50 kilogram (sekitar Rp 4.000 per kg). Setelah disubsidi, beras menjadi USD 12 per 50 kg.
Sebenarnya, untuk urusan membangun, negara ini sepertinya tidak bakal kekurangan dana. Per Juni tahun ini saja, menurut jurnal ekonomi pemerintah, cadangan devisanya sekitar USD 4,4 miliar. Jumlah ini naik dari cadangan dana dua tahun lalu yang hanya USD 1,2 miliar. Dana itu akan terus bertambah seiring dengan pendapatan minyak yang sebulan berada di atas angka USD 100 juta. Angka itu pun dihitung berdasar harga minyak dunia saat ini. Bila harga minyak naik, pendapatan negara itu terkerek hampir USD 200 juta. Ini baru pendapatan dari produksi minyak di lapangan minyak Banyu Undan, Kakatua, dan Elang yang masuk Zona A Celah Timor dalam lingkup Joint Petroleum Development Area (JPDA). Selama ini Conoco Philip menjadi operator utama produksi ladang minyak itu.
Di Zona B Celah Timor masih ada Greater Sunrise yang memiliki ladang gas (light oil) dengan kandungan 7,76 triliun kaki kubik (TCF). Eksplorasi Greater Sunrise sudah dilakukan oleh Woodside Petroleum sebagai operator utama yang menggandeng Conoco Philip, Shell, dan Osaka Gas. Konsorsium itu tinggal menunggu waktu memproduksi gas Celah Timor.
Pemerintah Australia dan Timor Leste belum bersepakat soal pipeline hasil produksi. Australia semula ngotot dan telah membangun kawasan kilang gas di Darwin, North Territory. Namun, Timor Leste menuntut agar alur pipa hasil produksi diarahkan ke daerah Beaco di Distrik Viqueque.
SEJAK merdeka sepuluh tahun lalu hingga sekarang, Timor Leste tetap memprioritaskan pembangunan infrastruktur. Untuk keperluan ini, dibutuhkan
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara