APBN Hampir Sama dengan APBD Jatim
Selasa, 01 September 2009 – 10:20 WIB

Foto: undp doc
Pemerintah Xanana menuntut itu karena mereka merasa dicurangi saat terjadi kerusuhan pada 1999 di wilayah tersebut. Conoco Philips tanpa persetujuan pemerintah Timor Leste terus memproduksi minyak ke Australia hingga 2002. Sudah tentu hasilnya dimakan sendiri.
Eksplorasi minyak di Celah Timor tersebut dilaksanakan setelah ada perjanjian antara Australia dan Indonesia. Nah, setelah jajak pendapat hingga kemerdekaan Timor Leste, Indonesia menarik diri dari perjanjian itu. Pada 2002, Australia dan Timor Leste duduk bersama untuk membahas ulang pembagian hasil minyak Celah Timor.
Belajar dari pengalaman itu, Pemerintah Timor Leste menunjuk Petronas Malaysia agar melakukan studi kelayakan pemipaan gas. Rekomendasi yang dikeluarkan perusahaan minyak Malaysia itu menyebutkan, di Timor Leste layak dibangun kilang. Selain karena persoalan jarak yang lebih dekat, pengontrolan produksi gas bisa dilakukan lebih mudah oleh Timor Leste.
Apalagi kesepakatan terbaru Timor Leste dan Australia bahwa hasil Greater Sunrise dibagi dua. Tiap pemerintah mendapat hasil 50 persen.
SEJAK merdeka sepuluh tahun lalu hingga sekarang, Timor Leste tetap memprioritaskan pembangunan infrastruktur. Untuk keperluan ini, dibutuhkan
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara