APBN Surplus Rp 2,2 Triliun
Sebagai gambaran, realisasi belanja modal APBN-P 2013 lalu tercatat sebesar Rp 171,8 triliun atau 89 persen dari pagu Rp 192,6 triliun. Angka tersebut memang lebih tinggi dibanding realisasi 2012 yang hanya 82 persen. Namun, realisasinya masih dinilai kurang optimal karena menumpuk di akhir tahun.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, Kementerian Keuangan sudah meminta kepada kementerian/lembaga untuk memperbaiki kualitas penyerapan anggaran, misalnya dengan mempercepat proses lelang sederhana yang nominal proyeknya di bawah Rp 5 miliar, termasuk perepatan pelaksanaan proyek yang nilainya di bawah Rp 200 juta sehingga bisa dilakukan penunjukan langsung.
"23 persen proporsi belanja itu di bawah Rp 5 miliar, kalau proses lelangnya bisa dipercepat maka penyerapan akan membaik," jelasnya.
Selain itu, sejak tahun lalu Kementerian Keuangan juga terus mendorong kementerian/lembaga agar memulai proses lelang sejak November 2013 untuk proyek-proyek tahun 2014. Dengan begitu, pada awal tahun, proyek sudah bisa dimulai dengan penyerapan termin I pada Maret, termin II pada Juni, dan termin III pada Oktober.
"Kalau tahapan itu dijalankan dengan baik, maka tidak ada lagi belanja yang menumpuk di akhir tahun," ujarnya. (owi)
JAKARTA - Cukup tingginya realisasi pendapatan dan seretnya belanja membuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 mencatat surplus.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Tingkatkan Profit UMKM Lewat Digitalisasi dan Pelatihan Pasar
- Dukung Reformasi Berkelanjutan di Bea Cukai, Bappisus Tekankan Pentingnya Kolaborasi
- Jamkrindo Bantu Pelaku UMKM yang Sulit Dapat Akses Modal Perbankan
- Bea Cukai Kalbagsel dan Instansi Terkait Dukung Pelaku Usaha Lokal Tingkatkan Ekspor
- Mohon Diperhatikan, Insentif Pemerintah Tidak Cukup Bantu Masyarakat
- Harga Emas Antam Hari Ini 26 Desember Stabil, Berikut Daftarnya