Apemindo: Pemerintah Lemah Dalam Renegosiasi Kontrak Tambang
Selasa, 20 November 2012 – 10:44 WIB
JAKARTA - Ketua Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (APEMINDO) Poltak Sitanggang mengatakan, proses renegoisasi kontrak karya pertambangan yang hingga kini masih belum menemui akhir menunjukan bahwa posisi tawar pemerintah di mata asing sangat lemah. Menurut Poltak Sitanggang, para pengusaha asing ini cenderung meremehkan pemerintah dengan terus mengulur waktu untuk memutuskan poin-poin yang harus di renegoisasi. "Karena bagi kami tidak ada acuan lain terhadap pelaksanaan renegoisasi kecuali UU, selaku dasar hukum tertinggi di Indonesia," ungkapnya.
"Sementara di sisi lain pemerintah gagal menekan mereka untuk tunduk pada hukum di negeri ini," ucap Poltak dalam siaran persnya, Selasa (20/11), di Jakarta.
Baca Juga:
Dijelaskan Poltak ini sangat penting dan harus diwaspadai apakah proses renegoisasi dan kesepakatan yang akan diambil nantinya menyimpang atau tidak dari acuan yang seharusnya. Poltak menegaskan, kalau satu saja dari seluruh poin kesepakatan menyimpang dari Undang-undang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba) Nomor 4 Tahun 2009, maka dengan sendirinya hasil renegoisasi itu sudah menyalahi konstitusi.
Baca Juga:
JAKARTA - Ketua Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (APEMINDO) Poltak Sitanggang mengatakan, proses renegoisasi kontrak karya pertambangan yang
BERITA TERKAIT
- BI Pangkas Suku Bunga Acuan, Legislator Komisi XI: Sinyal Positif Bagi UMKM
- Danantara Dinilai Mampu Mengungguli Temasek, Ini Syaratnya
- Midea Luncurkan Kulkas Berkapasitas Besar, Canggih, Hemat Energi & Harga Terjangkau
- Konsistensi Pertamina Group Terapkan ESG Dapat Pengakuan Lembaga Pemeringkat Dunia
- Strategi Baru Indonesia untuk Kurangi Emisi Global
- Galon Bening AMDK jadi Pilihan Pasar Indonesia