Apindo Ancam Mundur dari Dewan Pengupahan
Di Daerah yang Tidak Mengakomodasi Pengusaha

Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) menanggapi santai ancaman dari Apindo. Sekjen KSPSI Subiyanto mengatakan, ancaman itu sudah berulang kali dilontarkan Apindo. Namun, nyatanya hingga kini tidak ada aksi nyata.
"Sudah dari tahun lalu mereka mengancam akan keluar dari DPD Kota Tangerang, Bekasi, dan beberapa daerah lainnya," ujarnya.
Alih-alih panik akan cacatnya hukum terkait penetapan UMP dan UMK, Subiyanto justru mengatakan, hal ini akan menjadi keuntungan tersendiri bagi para buruh dan pekerja dalam memperjuangkan haknya. Sebab, mereka cukup berjuang melawan pemerintah.
"Akan lebih mudah tentu saja. Kalau sekarang kan kita lawannya Apindo dan pemerintah. Saat Apindo keluar, jadi lebih mudah dalam memperjuangkan hak kita," urainya.
Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa UMP atau UMK masih tetap bisa disusun meski persatuan pengusaha itu keluar dari DPD. Sebab, pada kenyataannya, saat ini banyak daerah yang bisa menetapkan UMP atau UMK mereka tanpa kehadiran Apindo dalam DPD mereka. Salah satunya adalah di Kabupaten Mimika, Papua.
"Adanya Apindo dalam DPD kan memang hak mereka. Saat Apindo tidak ada, masih ada pemerintah, perwakilan universitas, dewan pakar, dan BPS. Jadi masih bisa (menentukan UMP atau UMK)," jelasnya.
Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar menilai tindakan walk out Apindo ini justru akan merugikan pengusaha. Sebab, dengan mundurnya mereka dari DPD, pengusaha tidak lagi memiliki andil untuk menentukan besaran UMP atau UMK. Akibatnya, besaran bisa saja sangat jauh dari apa yang diharapkan oleh Apindo sendiri.
"Itu sangat salah (mundur dari DPD). Selain itu pemerintah akan tetap menentukan UMP atau UMK meski mereka tidak ada," ungkap Timboel. (bil/mia/sof)
JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) tidak ingin mengalah dalam menentukan upah minimum regional. Mereka mengancam untuk mundur dari Dewan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gaji sebagai Honorer Langsung Dihentikan, tetapi Bikin Senang
- Kasus Viral Ini Harus jadi Pelajaran Seluruh PPPK, Jangan Main-main
- Sidang Dakwaan Mbak Ita, Jaksa KPK Soroti Peran Suaminya sebagai Perantara
- Penyebab Utama Kartu Tes PPPK Tahap 2 Belum Bisa Dicetak, Jangan Panik ya
- Jaksa KPK Tuding Mbak Ita Potong Hak ASN Pemkot Semarang
- Heboh Pengeroyokan di Kantor Polsek, Kapolda Riau Langsung Copot Jabatan Anak Buah