APINDO Ungkap Dampak Penerapan Zero ODOL di 2023, Mengkhawatirkan!
jpnn.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) memprediksikan perekonomian nasional bisa terjun bebas apabila pemerintah tetap memaksakan penerapan zero over dimension over loading (ODOL) di 2023.
Pasalnya, dunia termasuk Indonesia kini tengah dihantam inflasli.
"Kalau dipaksakan di 2023, ya, tidak apa-apa, silakan saja pemerintah yang berkuasa menetapkan kebijakan, tetapi risiko terburuk adalah ekonomi jatuh terjun bebas," kata Ketua Kebijakan Publik APINDO, Danang Girindrawardana dalam keterangannya, Senin (10/10).
Menurutnya, pemerintah perlu mempertimbangkan kembali keputusan implementasi regulasi zero ODOL pada 2023 berdasarkan roadmap yang lebih akurat dengan memperhatikan kondisi makro ekonomi terkini.
Dia menjelaskan jika zero ODOL dipaksakan pada Januari 2023, maka jumlah angkutan logistik akan berkurang drastis karena ketersediaan truk juga tidak terencana dengan baik.
"Hal ini akan memacu inflasi lebih tinggi dari yang telah disepakati pemerintah dan DPR," ujarnya.
Dia menegaskan inflasi tersebut merupakan dampak dari faktor tingginya biaya transportasi logistik, kombinasi kenaikan harga BBM, pelemahan rupiah, dan minimnya angkutan darat.
Secara khusus, dia mengungkapkan industri yang terdampak dari zero ODOL ini setidaknya adalah semen, kelapa sawit, bahan pangan kebutuhan pokok, tekstil, kaca, air minum dalam kemasan(AMDK) dan banyak sektor lainnya.
APINDO menyampaikan prediksinya soal rencana pemberlakuan zero ODOL. Dampaknya sangat mengkhawatirkan
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Grant Thornton Indonesia Kupas Tuntas Strategi RI Hadapi Tantangan Ketidakpastian Ekonomi
- Kisah Sukses Nasabah PNM Mekaar, Ekspor Olahan Sisik Ikan ke Berbagai Benua
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor