Aplikasi Penerjemah Tangis Bayi, Akurasi Nyaris 100 Persen

jpnn.com - Menangis merupakan komunikasi verbal pertama yang dikuasai bayi. Meski sesuatu yang jamak, masih banyak ibu yang gusar ketika buah hatinya menangis.
Mereka hanya bisa menebak-nebak apa yang diinginkan si kecil. Dosen IPB Medhanita Dewi Renanti pun menciptakan platform (aplikasi) yang mampu menerjemahkan tangis bayi.
Laporan : Fikri Habibullah Muharram
Madsaz atau aplikasi penerjemah tangis bayi sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Sebelumnya 2013 lalu, Medha panggilan Medhanita Dewi Renanti sudah merilis temuan tersebut. Namun dengan sistem operasi yang masih jadul dan belum kekinian. Sebab masih dalam bentuk software.
Nah, baru tahun ini bersama dengan sekolah vokasi IPB, Medha meluncurkan aplikasi penerjemah tangis bayi di platform android. Aplikasi ini bisa menerjemahkan tangis bayi yang berumur 0-3 bulan secara universal.
“Maksudnya suara tangisan bayi dari luar Indonesia sekali pun bisa dideteksi dengan aplikasi Madsaz,” ujarnya kepada Radar Bogor (Jawa Pos Group).
Pada usia 0-3 bulan bayi memang kerap rewel. Orang tua sering dibuat gusar, cemas, hingga takut karena tidak tahu apa yang diinginkan si bayi. Kadang sang ibu salah mengidentifikasi kemauan buah hatinya itu. Mau pipis, malah diteteki ASI (air susu ibu).
Akibatnya, si bayi bukan menghentikan tangisnya, tetapi tangis itu justru semakin kencang. "Banyak ibu yang punya pengalaman seperti itu. Saya juga mengalami," kata perempuan yang lahir pada 12 Mei 1983 tersebut.
Aplikasi Madsaz untuk menerjemahkan tangisan bayi, merupakan karya Dosen IPB Medhanita Dewi Renanti.
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara