Aplikasikan Teknologi Transportasi Baru, Indonesia Mesti Gandeng Negara Lain

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto mengatakan pesatnya perkembangan teknologi baru di sektor transportasi di dunia membutuhkan dukungan pemerintah untuk bersinergi dengan negara lain.
Hal itu disampaikan Heru saat webinar 'Technology innovation and Business in Transportation Sector' yang digelar pada Rabu (16/12).
“Kesenjangan infrastruktur dan implementasi inovasi teknologi baru di sektor transportasi di berbagai negara membuka peluang bagi negara dan badan usaha di seluruh dunia untuk bekerja sama,” kata Heru.
Heru menegaskan, insinyur kolaborator merupakan pihak ketiga yang penting untuk mengkatalisasi penyebaran inovasi teknologi di sektor transportasi.
“Kami dengan senang hati berkolaborasi dengan mitra insinyur dari negara lain untuk terlibat dalam transfer teknologi dan aplikasi teknologi disruptive sektor transportasi, karena peluang terbuka luas di banyak kota urban di Indonesia,” seru Heru.
Kerja sama teknologi sektor transportasi secara nyata bisa dilihat dari pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang sedang berlangsung.
Pembangunan infrastruktur tersebut menggunakan skema kerja sama B to B oleh BUMN Indonesia dan Beijing Yawan HSR Co. Ltd.
Adapun perkembangan pembangunan kereta cepat saat ini telah mencapai 60 persen.
Dengan semakin banyaknya inovasi teknologi baru, kolaborasi dan peluang bisnis antara negara di luar negeri dan Indonesia menjadi tidak terhitung.
- PT Ceria Siap Jadi Pemain Global di Industri Nikel, Produksi FeNi Perdana Akhir April
- IDCI Soroti Dampak Relaksasi TKDN Sektor TIK Terhadap Kemandirian Teknologi Nasional
- TSL 2025 Jadi Ajang Pamer Inovasi Pelajar di Bidang Sains dan Teknologi
- Mendunia, Herco Digital Raih Penghargaan di Asia Tenggara
- Prabowo Bertemu Menlu Prancis, Minta Perluas Kerja Sama Pertahanan dan Teknologi
- ISACA Indonesia Lantik Kepengurusan, Harun Al Rasyid Pertegas Soal Peningkatan IT GRC