APMMI Gelar Aksi Unjuk Rasa Tuntut Berantas Mafia Aset di Kemenkeu

jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) harus memberi perlindungan kepada masyarakat dari pinjaman yang memberikan bunga tinggi.
Pernyataan tersebut diungkapkan Daud Soulisa, peserta aksi Aliansi Pergerakan Mahasiswa dan Masyarakat Indonesia (APMMI) di Jakarta, Selasa (31/10/2023).
Selain itu juga, menurut dia, LPEI juga harus membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan memberikan akses pinjaman yang lebih mudah dan membantu pengembangan bisnis, serta membantu pengembangan infrastruktur.
“Biaya pembangunan tinggi, maka dengan ini kami menyatakan dan menyampaikan pernyataan sikap kami untuk menuntut agar seluruh Direksi LPEI dinonaktifkan,” ungkapnya.
Ia juga menuntut agar aset-aset perusahaan kreditur yang dipailitkan atau dilelang agar dinilai secara transparan, sehingga tidak merugikan pelaku usaha.
“Kami mencatat, ada 117 kasus yang melibatkan LPEI, berdasarkan data direktori putusan Mahkamah Agung (MA),” bebernya.
“Terdapat debitur dari berbagai daerah seperti Semarang, Sleman, Boyolali, Surabaya, Jakarta menggugat LPEI ke Pengadilan Negeri,” imbuhnya.
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) harus memberi perlindungan kepada masyarakat dari pinjaman yang memberikan bunga tinggi.
- Istana Bantah Anggaran Pendidikan Kena Efisiensi, KIP & Beasiswa Tak Terdampak
- Legislator Demokrat Anggap CoreTax Solusi Perpajakan Baru, Meski Ada Kendala
- Pelaksanaan Tugas Kemenkeu di Bidang Kepabeanan dan Cukai Dukung Asta Cita Presiden RI
- Kortastipidkor Polri Memulai Penyidikan Dugaan Korupsi dan TPPU Pembiayaan LPEI
- Sabet Penghargaan, BNI jadi Bank Operasional Terbaik Pengelola Kas Negara
- KPK Sita Mercy Rp2,4 M dari Guru Spiritual Tersangka Kasus LPEI