Apoteker Diminta Tekan Biaya Obat
Kamis, 04 April 2013 – 17:38 WIB
Karenanya, jika pada 2019 ditargetkan berdiri 60 ribu klinik, IAI akan mensupportnya karena bakal ada 75 ribu apoteker dengan kompetensi yang memadai.
"Kami selalu berkomunikasi secara intensif terkait kompetensi. Orientasi apoteker adalah pasien aman merupakan sasaran utama untuk semua sektor layanan kesehatan. Untuk memelihara kompetensi, apoteker harus melakukan kontinuining development, seperti praktek, menambah ilmu, aktivitas sosial, publikasi dan organisasi," bebernya.
Sementara itu, Dekan Sekolah Farmasi ITB Prof Dr Daryono, menyatakan pada Juli tahun ini ITB telah membuka jurusan Farmasi Klinik dan Komunitas pertama di Indonesia mendampingi jurusan Sains dan studi farmasi yang ada. Jurusan baru ini bakal mengarahkan lulusannya sesuai dengan kebutuhan SJSN.
"ITB akan menyesuaikan kurikulum yang ada sesuai dengan yang dibutuhkan program SJSN," tandasnya. (Esy/jpnn)
JAKARTA--Apoteker diminta memperkuat dan mendukung program Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) terutama dalam menekan biaya obat dengan cara menerapkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan