APPSI Protes, HET Minyak Goreng di Ritel Modern dan Pasar Tradisional Tak Adil

Sudaryono juga menyampaikan saat kebijakan HET minyak goreng dilaksanakan, stok minyak goreng pedagang pasar masih banyak.
Akhirnya, lanjut dia, tidak laku dijual karena belanja sebelumnya sudah diharga Rp 17 ribu hingga Rp 19 ribu per liter, dan harga jualnya masih Rp 19 ribu hingga Rp 21 ribu per liter.
“Kami pedagang pasar rakyat ini selalu menjadi pihak yang dipersalahkan setiap kali ada kenaikan harga komoditi, sementara ketika ada program subsidi dari pemerintah, tidak dilibatkan secara aktif dari sejak awal," kata Sudaryono.
Ketua Umum APPSI menyebut keterlibatan pedagang pasar rakyat/tradisional dalam penjualan minyak goreng dan komoditi penting lainnya, akan membantu percepatan pemulihan ekonomi nasional sesuai dengan program pemerintah.
Sudaryono menegaskan penjualan minyak goreng murah di pasar-pasar tradisional akan memberikan dampak terhadap meningkatnya peredaran uang di masyarakat tingkat bawah.
Pasar tradisional ini berjumlah lebih kurang 16 ribu dan menghidupi sekitar 16 juta pedagang yang berjualan di pasar.
"Fungsi pembinaan pasar dan pedagang pasar seharusnya menjadi tanggung jawab penuh pemerintah di semua lapisan mulai dari pemerintah pusat sampai pemerintah di level paling bawah atau pemerintah desa," tegas Sudaryono. (mcr10/jpnn)
APPSI menyayangkan implementasi kebijakan Harga Eceran Tertinggi atau HET minyak goreng tidak adil dan merata.
Redaktur & Reporter : Elvi Robia
- Bitcoin Terkoreksi USD 80 Ribu, Peluang atau Ancaman bagi Investor?
- Tingkatkan Ekonomi Setelah Tsunami Selat Sunda, Istri Nelayan Produksi Aneka Olahan Laut
- Pemerintah Bakal Menarik Produk MinyaKita yang Disunat Isi Takarannya
- Pemerintah Tutup Pabrik MinyaKita di Depok Gegara Terbukti Sunat Isi Kemasan
- Sandiaga Uno: SI IKLAS jadi Awal Kebangkitan Ekonomi
- Ekonom Sebut Penghentian PSN Berisiko Picu Ketidakpastian Ekonomi